Lee dirawat di rumah sakit pada Senin, (18/9/2023) saat melakukan mogok makan untuk memprotes apa yang disebutnya sebagai kegagalan kebijakan pemerintahan Yoon, termasuk salah urus ekonomi dan tidak berbuat cukup banyak untuk menghentikan pembuangan air limbah Fukushima di Jepang.
Lee, yang partainya memegang 167 kursi di parlemen yang beranggotakan 297 orang, dituduh meminta sebuah perusahaan untuk mentransfer USD8 juta secara ilegal ke Korea Utara ketika dia menjadi gubernur Provinsi Gyeonggi.
Selain itu, ia dituduh melanggar kewajibannya atas kerugian sebesar KRW20 miliar (sekira Rp229 miliar) oleh perusahaan pembangunan kota selama ia menjabat sebagai walikota kota Seongnam.
Menyangkal melakukan kesalahan, Lee menyebut tuduhan tersebut sebagai “fiksi” dan “konspirasi politik”, dan anggota partainya mengkritik penyelidikan terhadap dirinya sebagai perburuan politik yang diatur oleh pemerintah.
Dalam sebuah postingan di media sosial pada Rabu, (20/9/2023) Lee mendesak anggota parlemen untuk memberikan suara menentang mosi tersebut dan menghentikan apa yang disebutnya “kediktatoran penuntutan” oleh pemerintahan Yoon meskipun sebelumnya telah berjanji untuk tidak menggunakan kekebalan parlementernya.