Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tritura dan Gugurnya Mahasiswa Usai Demonstrasi

Qur'anul Hidayat , Jurnalis-Sabtu, 23 September 2023 |05:08 WIB
Tritura dan Gugurnya Mahasiswa Usai Demonstrasi
Hasanuddin, Pahlawan Ampera. (Foto: Dok Ist)
A
A
A

HASANUDDIN bin Haji Madjedi merupakan Pahlawan Amanat Penderitaan Rakyat Ampera. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unlam itu merupakan Pahlawan Ampera pertama di Indonesia, meninggal dunia 10 Februari 1966, Hasanuddin gugur kena tembakan sepulang demonstrasi dari Konsolat Republik Rakyat China (RRC) di Pecinan Laut Banjarmasin. Korban selanjutnya adalah Arief Rahman Hakim, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Adapun Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) yakni "Bubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) bersama antek-anteknya", "Bubarkan Kabinet 100 Menteri" dan "Turunkan Harga Sandang Pangan".

Mengutip Antaranews, Mantan Ketua Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Kalimantan H Syamsuddin Hasan menuturkan, pada penghujung Tahun 1965 dan awal 1966, Eksponen Angkatan 66 bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) berkomitmen memperjuangkan Tri Tura dan Ampera.

Eksponen Angkutan 66 ketika itu sebagai garda terdepan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan KAPPI bersama kesatuan aksi - kesatuan aksi lainnya seperti Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI) serta Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI)

"Karena ketika itu atau saat pemerintahan Indonesia di bawah kendali politik PKI, keadaan perekonomian bangsa cantang-perenang, bukan cuma harga sembako tak terjangkau daya beli masyarakat, tapi juga sulit mendapatkan," ungkap laki-laki kelahiran Tahun 1947 tersebut.

Begitu pula dengan Kabinet 100 Menteri, pemerintahan Indonesia bukan cuma tak bersih, tetapi juga tidak berwibawa.

Dengan melihat fenomena pemerintahan dan perekonomian Indonesia belakangan ini, Tri Tura dan Ampera masih memerlukan kebersamaan dalam memperjuangkan.

Baginya, PKI dan antek-anteknya sudah bubar atau secara formal tak ada lagi, tetapi bahaya laten Komunis masih membayang-bayangi Negara dan Bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Mengenai pemerintahan yang bersih dan berwibawa, alumnus Fakultas Hukum Jurusan Tatanegara itu masih menyangsikan selama belum bisa membertas korupsi secara tuntas, serta kalau masih kentalnya kolosi dan nepotisme.

"Sedangkan terkait perekonomian, apalagi kalau melihat perkembangan harga berbagai kebutuhan pokok, warga masyarakat bisa merasakan sendiri dan silakan komentar masing-masing," ucap Syamsuddin Hasan

(Qur'anul Hidayat)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement