Jenderal Burhan mengatakan dia akan duduk bersama Jenderal Dagalo – dikenal sebagai Hemedti – selama dia mematuhi komitmen untuk melindungi warga sipil, yang dibuat oleh kedua belah pihak selama pembicaraan di Jeddah, Arab Saudi, pada Mei lalu.
“Kami siap untuk terlibat dalam negosiasi,” kata Jenderal Burhan, dikutip BBC.
“Jika pimpinan pasukan pemberontak ini mempunyai keinginan untuk kembali sadar dan menarik pasukannya keluar dari daerah pemukiman dan kembali ke baraknya, maka kami akan duduk bersama salah satu dari mereka… Kapanpun dia berkomitmen pada apa yang disepakati dalam Jeddah, kami akan duduk untuk menyelesaikan masalah ini,” lanjutnya.
Dalam pesan video pekan ini, Hemedti juga mengaku siap melakukan pembicaraan politik.
Kedua jenderal tersebut telah membicarakan gencatan senjata sebelumnya. Namun sejauh ini hal itu belum mengurangi pertempuran.
Jenderal Burhan membantah Sudan akan menjadi negara gagal seperti Somalia atau negara yang terpecah seperti Libya.
"Sudan akan tetap bersatu. Sudan akan tetap menjadi negara yang utuh, bukan negara yang gagal. Kami tidak ingin apa yang terjadi di negara-negara lain yang Anda sebutkan. Rakyat Sudan kini bersatu untuk satu tujuan, mengakhiri pemberontakan ini dengan damai atau dengan pertempuran,” ungkapnya.