BEKASI - Omar Syarif Hidayat, Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang menangani perkara dugaan pembunuhan di Bantargebang dengan terdakwa Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh dan M. Dede Solehudin dipanggil Kejagung. Hal itu menyusul pembacaan tuntutan yang sudah ditunda sebanyak lima kali.
Pembacaan tuntutan terhadap Wowon cs pertama kali diagendakan pada Selasa 29 Agutus 2023. Saat itu JPU memohon untuk menunda pembacaan tuntutan lantaran berkas tuntutan belum siap.
Kemudian, sidang pembacaan tuntutan kembali ditunda sebanyak empat kali pada tanggal 5, 12, 18 dan 25 September. Selama empat kali ditunda, JPU yang menangani perkara Wowon mengatakan berkasnya masih belum siap.
“Kita akan lakukan eksaminasi untuk melakukan pemeriksaan dan klarifikasi penundaan dan berlarut-larutnya proses penuntutan yang dilakukan,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Ketut Sumedana saat dikonfirmasi, Rabu (27/9/2023).
Ketut menambahkan pimpinan dari Kejaksaan Agung akan memeriksa jaksa sekaligus pejabat struktural yang menangani perkara Wowon cs. Apalagi kasus pembunuhan berantai Wowon cs merupakan perhatian publik.
“Karena perkaranya menarik perhatian masyarakat dan menjadi perhatian khusus pimpinan, jangan sampai kita dianggap tidak profesional dan tidak menghormati proses peradilan,” tuturnya.
Kendati demikian, Ketut belum merinci kapan JPU akan dipanggil ke Kejagung.
Sebagaimana diketahui, saat agenda pembacaan tuntutan yang keempat kali, JPU yang menangani perkara Wowon Cs sempat ditegur oleh Hakim Ketua Suparna. Pada sidang keempat, tim JPU kembali berjanji akan merampungkan berkas perkara pekan selanjutnya atau tanggal 25 September 2023.
Namun, pada Senin 25 September 2023, JPU justru kembali memohon penundaan dan berjanji akan membacakan tuntutan pada 2 Oktober 2023 mendatang. Meski permohonan itu dikabulkan, Majelis Hakim sempat kembali mencecar Jaksa.
"Belum selesai? Teman-teman kerjanya apa, 5 kali loh ya, kita sudah sebulan lebih. Ini yang kelima berarti nanti yang ke-6 tolongnya berkasnya disiapkan," kata Suparna.
Sebagai informasi, ketiga terdakwa didakwa dengan Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pembunuhan Berencana. Ketiganya dinilai melakukan rencana untuk sebelum membunuh ketiga korban.
Selama proses persidangan yang sudah memakan waktu hampir tiga bulan, Wowon tak mengelak melakukan pembunuhan terhadap istri dan anaknya. Sebaliknya, Wowon justru mengakui pembunuhan terhadap Ai Maimunah istrinya dilakukan atas dasar sakit hati karena pernah tidak dijenguk saat sakit.
Sementara, untuk pembunuhan terhadap dua anaknya yakni M Riswandi dan Ridwan Abdul Muiz dilatarbelakangi anaknya yang kerap meminta uang untuk menikah. Hakim selama proses persidangan juga menilai alasan ini tidak logis.
Dalam perjalanan kasusnya, pembunuhan di Bantargebang Bekasi ini juga menguak pembunuhan berantai ketiga terdakwa yang dilakukan di Cianjur, Jawa Barat. Namun pada persidangan di PN Bekasi hanya mengadili untuk kasus pembunuhan di Bantargebang.
(Angkasa Yudhistira)