Masalah ini menjadi perhatian publik yang lebih luas pada bulan Februari tahun ini ketika terungkap bahwa seorang streamer video game pria terkenal telah mengakses video deepfake dari beberapa rekan streaming wanitanya.
“Sejak awal, orang yang membuat deepfake menggunakannya untuk membuat pornografi wanita tanpa persetujuan mereka,” terang Samantha Cole, reporter Vice’s Motherboard, yang telah melacak deepfake sejak awal, kepada CNN pada saat itu.
Platform streaming, Twitch, menanggapi kontroversi tersebut dengan memperketat kebijakannya, menyebut video seksual deepfake tersebut “melanggar secara pribadi dan sangat menjengkelkan.” Platform besar lainnya juga memperbarui aturan mereka, dengan TikTok menambahkan pembatasan lebih lanjut dalam berbagi deepfake AI pada Maret lalu.
Uni Eropa (UE) menjadi salah satu negara pertama di dunia yang menetapkan peraturan tentang bagaimana perusahaan dapat menggunakan AI pada Juni lalu, diikuti oleh Tiongkok pada Juli lalu. Dan pada awal September ini, beberapa pemimpin teknologi terbesar di Amerika Serikat – termasuk Bill Gates, Elon Musk, dan Mark Zuckerberg – berkumpul di Washington saat Senat bersiap untuk merancang undang-undang tentang AI.
(Susi Susanti)