JAKARTA - Meski jarang didengar namanya, ternyata kerajaan Hindu pertama di Jawa terletak di wilayah Jawa Barat. Tepatnya Kerajaan Salakanagara, yang berdiri pada 130 M dan menjadikannya sebagai salah satu kerajaan tertua yang pernah berdiri di Nusantara.
Sebelumnya kerajaan Hindu pertama di Indonesia berdiri di Pulau Kalimantan dengan meninggalkan peninggalan berupa Prasasti Yupa.
Pengaruh agama Hindu yang kian meluas kepada kehidupan, budaya, kepercayaan, dan pemerintahan masyarakat, mulailah menyebar ke wilayah Nusantara lain seperti di Jawa. berdirilah Kerajaan Salakanagara sebagai kerajaan Hindu pertama di Jawa dan Kerajaan Tarumanegara sebagai kerajaan Hindu kedua di Jawa.
Sejarah Kerajaan Salakanegara
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, kerajaan ini terletak di pantai barat Pulau Jawa, tepatnya di Provinsi Banten. Awal mula kerajaan ini berdiri pada 130 hingga 362 Masehi oleh seorang pedagang India bernama Dewawarman I dengan gelar Prabu Darmalokapala Aji Raksa Gapura Sagara, yang juga menjadi raja pertama Kerajaan Salakanegara.
Kerajaan ini diyakini sebagai awal mula terbentuknya suku Sunda. Kepercayaan tersebut bermula dari nasakah wangsakerta yang ditemukan sebagai peninggalan dari Kerajaan Salakanegara.
Namun tidak banyak bukti sejarah yang ditinggalkan oleh kerajaan ini. Para arkeolog dan sejarawan tidak berhasil menemukan catatan peninggalan berwujud prasasti atau candi.
Satu-satu sumber sejarah yang dapat digunakan untuk mengulik kisah dari Kerajaan Salakanegara merupakan Naskah Wangsakerta dan Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara.
Setidaknya Kerajaan Salakanagara telah berdiri selama 232 tahun dan dipimpin oleh 11 raja di antaranya:
Raja Dewawarman I atau Prabu Darmalokapala Aji Raksa Gapura Sagara (130-168 M)
Raja Dewawarman II atau Prabu Digwijaya Ksa Dewawarman Putra (168-195 M)
Raja Dewawarman III atau Prabu Singa Sagara Bima Yasawirya (195-238 M)
Raja Dewawarman IV (238-252 M)
Raja Dewawarman V (252-276 M)
Raja Mahishasura Mardini Warmadewa (276-289 M)
Raja Dewawarman VI (289-308 M)
Raja Dewawarman VII (308-340 M)
Raja Sphatik Arnawa Warmadewa (340-348 M)
Raja Dewawarman VIII (348-362 M)
Namun karena minimnya bukti sejarah yang dimiliki oleh Kerajaan Salakanagara, kemudian Kerajaan Tarumanegara yang berdiri di tahun 358 M lebih dikenal, dan wilayah-wilayah Salakanagara sebelumnya diambil alih oleh pemerintahan Kerajaan Tarumanegara.
Kerajaan Tarumanegara telah meninggalkan tujuh prasasti sebagai bukti peninggalan sejarah atas berdirinya kerajaan ini, diantaranya terdapat Prasasti Ciaruteun atau Ciampea, kemudian Prasasti Jambu atau Koleangkak, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Tugu, Prasasti Cidanghiang, Prasasti Muara Cianten, dan Prasasti Pasir Awi.