Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Tragis Mayjen Sutoyo, Gugur di Tangan Pemberontak G30S PKI

Qur'anul Hidayat , Jurnalis-Senin, 02 Oktober 2023 |08:10 WIB
Kisah Tragis Mayjen Sutoyo, Gugur di Tangan Pemberontak G30S PKI
Mayjen Sutoyo. (Foto: Dok Ist)
A
A
A

MAYOR Jendral (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo merupakan salah seorang jendral yang diculik oleh PKI untuk dibunuh pada peristiwa G30S PKI. Ketika Gerakan 30 September meletus, Sutoyo diculik dan dibunuh oleh pemberontak PKI, karena Sutoyo tidak setuju dengan rencana pernbentukan Angkatan Kelima.

Dilansir dari buku Ensiklopedia Pahlawan Nasional serta buku Tujuh Prajurit TNI Gugur: 1 Oktober 1965, dini hari tanggal 1 Oktober 1965 sekitar pukul 05.30 WIB, anggota Gerakan 30 September (G30SPKI) yang dipimpin oleh Sersan Mayor Surono masuk ke dalam rumah Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo di Jalan Sumenep, Menteng, Jakarta Pusat.

 BACA JUGA:

Mayjen Sutoyo dijemput paksa segerombolan Pasukan Cakrabirawa yang dipimpin oleh Sersan Mayor Surono masuk ke dalam rumah Sutoyo. Gerombolan itu masuk ke rumah sang jenderal lewat garasi, sembari menodongkan senjata mereka ke para pembantu rumah tangga, untuk dimintai kunci rumah. Mereka berkata, Sutoyo telah dipanggil Presiden Soekarno.

“Pak Toyo, lekas buka pintu. Bapak dipanggil Presiden,” cetus salah satu dari gerombolan itu.

 BACA JUGA:

Saat keluar kamar, Sutoyo langsung diapit dan dibawa keluar rumah. Anak-anak dan istri sang jenderal berusaha mengunci diri di salah satu kamar lain, karena khawatir terjadi apa-apa. Perabotan rumah turut diacak-acak sampai mereka pergi membawa Mayjen Sutoyo.

Kemudian pasukan tersebut membawanya ke markas mereka di Lubang Buaya. Di sana, dia dibunuh dan tubuhnya dilemparkan ke dalam sumur yang tak terpakai.

Jasad Sutoyo berhasil ditemukan bersama ke enam orang lainnya di sebuah sumur tua di Lubang Buaya, Jakarta Timur, 2 hari setelah penculikan. Jenazah para pahlawan revolusi itu diangkat dengan memakai tali secara bergantian oleh pasukan Kipam KKO AL, RPKAD, dan penduduk setempat yang ikut membantu.

Sepak terjang Sutoyo bermula pada masa pendudukan Jepang saat ia mendapat pendidikan pada Balai Pendidikan Pegawai Tinggi di Jakarta, dan kemudian menjadi pegawai negeri pada Kantor Kabupaten di Purworejo.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan ia memasuki TKR bagian Kepolisian, Sutoyo akhimya menjadi anggota Corps Polisi Militer. Dirinya diangkat rnenjadi ajudan Kolonel Gatot Subroto dan kernudian menjadi Kepala Bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara di Purworejo.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement