Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Wali Kota Semarang Minta Warga Mulai Konsumsi Umbi-umbian

Eka Setiawan , Jurnalis-Kamis, 05 Oktober 2023 |16:18 WIB
Wali Kota Semarang Minta Warga Mulai Konsumsi Umbi-umbian
Wali Kota Semarang Hevearita minta warganya mulai makan makanan pendamping beras seperti umbi-umbian (Foto: MPI)
A
A
A

 

SEMARANG – Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta warganya mulai mengonsumsi makanan pendamping beras, seperti umbi-umbian. Langkah tersebut diambil dalam rangka merespons dampak El Nino termasuk kebijakan 22 negara di dunia penghasil beras yang menghentikan ekspornya.

Makanan pendamping beras, salah satunya bisa dari umbi-umbian, termasuk singkong hingga bahan pangan sumber karbohidrat dari tepung sorgum. Hal itu dilakukan dalam rangka Kota Semarang menuju daulat pangan.

“Di tengah-tengah adanya fenomena El Nino, harga beras dan gula naik, ini melanda kota-kota di seluruh Indonesia tidak hanya di Semarang. Kebutuhan beras untuk Kota Semarang itu delapan ribu ton per bulan,” ungkap Mbak Ita, sapaannya, saat menyampaikan keterangan pers di Balai Kota Semarang, Kamis (5/10/2023).

Menurutnya, walaupun berasal dari non-beras ataupun gandum, asupan karbohidrat tetap bisa terpenuhi dari aneka makanan pendamping beras itu. Mbak Ita sendiri menyebut 3 bulan terakhir sudah tidak mengonsumsi beras dan gula, namun kondisi fisiknya tetap sehat dan bersemangat.

“Masih bisa pimpin rapat sampai subuh-subuh. Kami berinisiatif (pendamping beras) ini juga dorongan dari Ibu Megawati Soekarnoputri Presiden ke-5 untuk bisa melakukan kegiatan pendamping beras. Termasuk juga dari Bapak Presiden (Jokowi) yang diteruskan lagi ke Mendagri,” sambungnya.

Langkah-langkah ke depan yang dilakukan, salah satunya pada hari Minggu mendatang Pemkot Semarang bersama tim penggerak PKK Kota Semarang bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk influencer menggelar Festival Pendamping Beras. Lokasinya di area Car Free Day (CFD) Simpanglima Kota Semarang.

“Nanti ada pasar-pasar tani di situ, Nanti ada 114 booth yang akan melakukan demo memasak, termasuk saya, akan buat burger bahannya bukan gandum tapi sorgum. Ada juga nugget (bahan) sukun, dawet sukun, juga singkong,” lanjutnya.

Ke depan, kegiatan-kegiatan serupa juga akan digelar terutama rutin di gelaran CFD. Pelatihan-pelatihan pengolahan bahan makanan non-beras, non-gandum akan diberikan.

Selain itu, Pemkot Semarang juga akan menginventarisir lahan-lahan miliknya di kecamatan maupun kelurahan untuk nantinya bisa dimanfaatkan untuk menanam tanaman sumber karbohidrat termasuk yang non-beras.

“Agar kita bisa melakukan diversifikasi pangan. Tidak hanya di olahan, tetapi juga hulunya. Kami mendekatkan ke masyarakat, sosialisasikan terus-menerus agar ketahanan pangan di Kota Semarang harus berjalan,” jelas Mbak Ita.

Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Hernowo Budi Luhur mengemukakan kebutuhan beras untuk warga Kota Semarang belum bisa dipenuhi secara mandiri.

“Kebutuhan (beras) hanya mampu dipenuhi 11 persen, Kota Semarang 89 persen mendatangkan dari luar. Kalau bicara beras lho ya,” tambah Hernowo di lokasi yang sama.

Sementara, jumlah petani di Kota Semarang, sebutnya, juga semakin menurun setiap harinya. Dia mengatakan berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah petani di Ibu Kota Provinsi Jateng ini ada 30ribu. Sementara kelompok tani di Kota Semarang jumlahnya 515 kelompok, itu juga tidak semuanya aktif.

“Tetapi usianya se-usia saya, nggak ada yang muda. Itu petani secara umum. Karena di kita petani tanaman pangan pasti akan berubah ke hortikultura ketika airnya nggak ada,” sambungnya.

(Angkasa Yudhistira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement