Dirinya bersyukur menerima banyak masukan positif yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi untuk para santri. Apalagi SMKN Jateng dan ponpes sama-sama memiliki niat yang baik untuk anak-anak yang ingin mengenyam pendidikan, namun terkendala biaya.
"Pikiran beliau dengan kami sama. Ini ponpes dibangun dengan spirit untuk membantu anak yatim dan SMKN Jateng diperuntukkan bagi anak miskin. Spirit kita sama," kata Ganjar.
Sebagai informasi, SMK Jateng lahir sebagai solusi pengentasan kemiskinan. Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, sejak 2014 lalu, sekolah berkonsep boarding itu telah meluluskan sebanyak 1.837 siswa.
Lulusan SMKN Jateng hampir 100 persen terserap di dunia kerja. Sebagian dari meraka juga melanjutkan ke perguruan tinggi, baik di tingkat nasional atau luar negeri, dengan program beasiswa.
(Qur'anul Hidayat)