JAKARTA - Konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel telah mengambil pusat panggung dalam politik internasional selama beberapa dekade. Dalam konflik ini, ada dua kelompok utama yang memiliki peran penting dalam perjuangan Palestina: Hamas dan Fatah.
Meskipun keduanya berjuang untuk tujuan yang sama, yaitu mendirikan negara Palestina yang merdeka, namun kedua organisasi ini memiliki perbedaan mendasar dalam pendekatan dan strategi mereka.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah perbedaan Organisasi Hamas dan Fatah.
1. Asal Usul dan Sejarah
Hamas, singkatan dari Harakat al-Muqawama al-Islamiyya (Gerakan Perlawanan Islam), didirikan pada 1987 selama Intifada Pertama, yang merupakan perlawanan pertama rakyat Palestina terhadap kehadiran militer Israel di Tepi Barat dan Gaza. Hamas memiliki akar ideologis yang kuat dalam Islamisme dan berhubungan erat dengan Ikhwanul Muslimin.
Fatah adalah organisasi yang jauh lebih tua dan didirikan pada 1959 oleh tokoh perjuangan Palestina Yasser Arafat, Khalil al-Wazir, dan anggota lainnya. Fatah adalah bagian dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang lebih besar dan telah berperan dalam sejumlah peristiwa sejarah, termasuk Perang Enam Hari pada 1967.
2. Ideologi
Hamas adalah organisasi Islamis yang menganut ideologi Islamisme dan bertujuan untuk mendirikan negara Palestina yang berdasarkan hukum Islam. Mereka memiliki pendekatan yang lebih keras terhadap konflik dengan Israel.
Di sisi lain, Fatah adalah kelompok sekuler yang awalnya bercita-cita untuk menciptakan negara Palestina yang berdasarkan prinsip-prinsip nasionalis sekuler. Namun, mereka telah mengadopsi pandangan yang lebih moderat dalam beberapa tahun terakhir dan mendukung solusi dua negara.
3. Pendekatan Terhadap Konflik
Pendekatan konflik Hamas cenderung menggunakan taktik militer dan perlawanan bersenjata dalam konflik dengan Israel. Mereka telah meluncurkan serangan roket dan serangan bunuh diri sebagai bagian dari perlawanan mereka.
Sedangkan Fatah pernah, meski pernah terlibat dalam perlawanan bersenjata di masa lalu, kini cenderung lebih mendukung diplomasi dan negosiasi sebagai cara untuk mencapai solusi damai dengan Israel.
4. Kontrol Wilayah
Hamas mengendalikan Jalur Gaza sejak 2007 setelah menggulingkan Fatah dalam konflik internal. Mereka memiliki kendali penuh atas Gaza dan mengoperasikan pemerintahan yang otonom di wilayah tersebut.
Sementara itu Fatah mengendalikan Tepi Barat, termasuk beberapa wilayah otonom Palestina, tetapi juga harus menghadapi hadirnya militer Israel di wilayah ini.
5. Status Internasional
Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh beberapa negara, termasuk Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Hal ini membuat mereka sulit terlibat dalam diplomasi internasional.
Bertolak belakang dengan Hamas, Fatah adalah anggota PLO, yang telah diakui sebagai perwakilan sah rakyat Palestina oleh banyak negara dan organisasi internasional. Mereka memiliki lebih banyak kesempatan untuk terlibat dalam diplomasi internasional.
Meskipun Hamas dan Fatah memiliki perbedaan yang signifikan dalam pendekatan mereka terhadap konflik Israel-Palestina, perjuangan bersama mereka untuk mendirikan negara Palestina tetap menjadi tujuan utama yang mengikat mereka.
Meskipun perbedaan-perbedaan ini mungkin menghambat upaya perdamaian, pemahaman tentang dinamika di antara kedua organisasi ini adalah langkah penting dalam mengejar solusi yang berkelanjutan untuk konflik ini.
(Rahman Asmardika)