Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tangkal Hoaks, Atikoh Ganjar Tekankan Pentingnya Literasi tentang Gizi dan Kesehatan

Arief Setyadi , Jurnalis-Rabu, 11 Oktober 2023 |03:08 WIB
Tangkal Hoaks, Atikoh Ganjar Tekankan Pentingnya Literasi tentang Gizi dan Kesehatan
Atikoh Ganjar Pranowo (Foto: Ist)
A
A
A

 

JAKARTA - Siti Atikoh Supriyanti mengatakan, di era digital literasi informasi terkait gizi dan kesehatan sangat penting dalam menghadapi penyebaran informasi palsu atau hoaks. Sebab, informasi yang salah terkait kesehatan dan gizi bisa berdampak terhadap masyarakat.

Istri dari bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo itu menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara tamu dalam acara peluncuran dan bedah buku berjudul 'Narasi Nutrisi dan Kesehatan di Zaman Pasca-Kebenaran' di Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (10/10/2023).

"Kalau kita bicara tentang hoaks itu tidak hanya kaitan dengan politik, agama, tetapi juga kesehatan dan pangan. Literasi secara umum, itu memang kita masih PR, apalagi literasi terkait dengan gizi," kata Atikoh dalam keterangan yang diterima.

Alumni Fakultas Pertanian UGM itu menambahkan, literasi informasi, terutama terkait gizi, masih merupakan tantangan besar. Apalagi ketika informasi hoaks mudah menyebar di media sosial. Masyarakat perlu mendapatkan edukasi dalam memverifikasi sumber informasi dan memahami khususnya mengenai isu-isu kesehatan dengan lebih baik.

"Ketika kita bicara literasi, ada langkah-langkah, misalnya sumbernya dipercaya atau tidak," katanya.

Atikoh menambahkan, sumber informasi terpercaya, bahasa yang mudah dimengerti tentang gizi dan kesehatan hingga pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Ia pun menekankan, bahwa literasi informasi terkait gizi dan kesehatan ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan menggunakan bahasa sederhana.

"Ini perlu kerjasama dari kita semua bagaimana kita bisa memberikan literasi kepada masyarakat, tentang bahasa-bahasa sederhana," ujar Magister kampus ITB ini.

Perubahan dalam persepsi terhadap ahli di era media sosial juga menjadi hal yang dibahas Atikoh. Misalnya, ada seseorang dengan banyak pengikut bisa dianggap sebagai pakar. Padahal belum tentu memiliki keahlian yang sesungguhnya.

Hal ini yang bisa memicu terjadinya kesalahan informasi tentang gizi dan kesehatan. "Kita agar tidak termakan hoaks terkait gizi dan kesehatan itu penting sekali, kita harus tahu sumbernya bisa dipercaya atau tidak," kata Atikoh yang juga Magister of Public Policy di National Graduate Institute for Policy Studies, Tokyo, Jepang.

Atikoh menambahkan, dalam buku tersebut membahas mengenai kebugaran. Perawatan fisik dan olahraga dalam menjaga kesehatan, terutama bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun merupakan hal yang penting.

Bisa dilakukan dengan lari, angkat beban, lari serta aktivitas fisik lain yang berperan penting dalam menjaga massa otot dan kesehatan tubuh.

"(Buku) ini menjelaskan usia 40 tahun ke atas itu harus benar-benar konsen terhadap strike training, karena kita masa ototnya itu sudah mengalami penurunan," ujar Atikoh.

Sunardi Siswodiharjo selaku penulis buku mengungkapkan, bahwa buku yang ditulisnya dikemas ilmiah dengan bahasa sederhana. Sehingga bisa dimengerti semua kalangan masyarakat. Dengan adanya buku ini, dirinya berharap dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia karena bersifat edukasi.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement