Saat itu, Irawan masuk ke dalam jajaran redaksi surat kabar De Bevrijding (Pembebasan) bersama Pamoentjak, Alex Ticoalu, Soeripno, I.A. Mochtar. Rozai Koesoemasoebrata, dan FKN Harahap.
Menariknya, penerbitan surat kabar ini dibantu oleh kelompok perlawanan Nazi dari Belanda. Dari sana, salah seorang redaksi bernama Gondo Pratomo berhasil menyewa sebuah rumah untuk digunakan menyimpan mesin stensilan guna mencetak koran bawah tanah sekaligus tempat persembunyian dan pertemuan para anggota Perhimpunan Indonesia.
Peran Irawan Soejono dalam pergerakan ini sangat besar. Dirinya menjadi direktur dan administrator, mengurus mesin-mesin, pesawat radio, kertas, hingga mengangkutnya ke berbagai tempat. Hal itu Irawan lakukan tanpa memandang kondisi cuaca, tingkat bahaya, waktu malam, atau apapun.
(RIN)
(Rani Hardjanti)