Di makam inilah biasanya para pelaku spiritual dan pengunjung wisata religi akan memanjatkan doa. Mereka juga berziarah untuk mendoakan kedua sosok yang dimakamkan setingkat di atas bangunan keraton.
Di area makam ini juga beberapa sesajen terlihat. Beberapa sesajen sengaja dibawa oleh pengunjung, mulai dari makanan nasi telur, aneka jajanan pasar, hingga kopi. Sesajen itu diletakkan di sebuah meja tepat di antara batu nisan dua makam yang lebih menyerupai makam muslim tersebut.
"Ya di sini ziarah nyekar menghormati leluhur istilahnya -lah. Meditasi, nyari ketenangan batin, tawasulan lah di sini, dibatin tujuannya apa, biasanya bawa dupa," ucapnya.
Menurut Jono, pengunjung yang hadir dan bermeditasi biasanya memerlukan waktu paling tidak satu jam hingga lima jam paling lama. Patokannya dikatakan warga Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, ini satu dupa sudah habis, maka mereka akan pulang.
"Ketika berhasil tujuannya, biasanya datang ke sini lagi, syukuran, syukurannya di keraton di bawah itu. Tapi bebas gak ada kewajiban syarat ini itu, ya kayak syukuran pada umumnya," jelasnya.