GAZA – Kesedihan menyelimuti sebuah keluarga asal Inggris. Keluara tersebut mengatakan jika anaknya, seorang remaja yang hilang, Noiya Sharabi, dikonfirmasi telah tewas terbunuh dalam serangan Hamas di perbatasan Gaza dengan Israel, bersama saudara perempuannya yang berusia 13 tahun dan ibunya.
Noiya, 16, dan Yahel menghilang setelah Hamas menyerang Kibbutz Be'eri di Israel selatan dan membunuh ibunya, Lianne, yang lahir di Inggris.
Keluarganya yang berasal dari Inggris mengatakan kepada BBC bahwa kematiannya telah diidentifikasi secara resmi.
"Noiya pintar, sensitif, menyenangkan dan penuh kehidupan. Senyumannya menerangi ruangan seperti suar,” terangnya.
Kakak beradik tersebut diketahui telah hilang sejak pembantaian di kibbutz pada 7 Oktober lalu. Ayah gadis-gadis itu, Eli, masih hilang. Kerabat lainnya telah diculik.
Mengonfirmasi kematian Noiya, keluarga tersebut menambahkan bahwa dia “memanfaatkan setiap kesempatan untuk membantu orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung dibandingkan dia, dan merupakan seorang pelajar dan ahli bahasa yang berbakat.
“Yang paling penting, dia adalah cucu, sepupu, dan keponakan yang luar biasa. Kami sedih dia telah pergi, tapi selamanya bersyukur dia ada di sini,” lanjutnya.
"Bagi kami ini adalah akhir dunia. Noiya, Yahel, dan Lianne akan selalu ada di hati kami,” ujar pamannya di Israel, Raz Matalon.
Setelah kematian Yahel dikonfirmasi pada minggu lalu, keluarga tersebut mengatakan bahwa dia adalah "sekumpulan energi" yang suka "mengendarai sepedanya dengan kecepatan sangat tinggi di sekitar kibbutz, bermain sepak bola, bernyanyi dan menari di Tik Tok dan YouTube bersama saudara perempuannya, Noiya, dan, di kesempatan sepupu Inggrisnya".
Ibu mereka, Lianne, 48, pertama kali pindah ke Israel sebagai sukarelawan di kibbutz ketika dia berusia 19 tahun, sebelum pindah ke negara tersebut secara permanen. Kerabat yang tinggal di Inggris mengatakan keluarga tersebut mengunjungi setidaknya setahun sekali.
Pesan WhatsApp yang dilihat oleh BBC mengungkap kekacauan yang melanda komunitas Be'eri ketika Hamas mulai menargetkan Israel selatan dengan roket pada dini hari pada 7 Oktober lalu.
Lianne mengirim pesan kepada anggota keluarganya untuk mengatakan dia mendengar suara tembakan dan teriakan dalam bahasa Arab di dekatnya. Karena tinggal sangat dekat dengan perbatasan Gaza, dia tidak asing dengan peringatan keamanan. Tapi dia mengatakan kepada mereka jika ini adalah cerita lain.
Saat ini diyakini bahwa 10 warga negara Inggris telah tewas dalam serangan Hamas, satu orang diculik dan sedikitnya lima orang hilang.
(Susi Susanti)