Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Keluarga Tanzania Putus Asa Cari Anaknya yang Hilang di Israel

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 25 Oktober 2023 |19:05 WIB
Keluarga Tanzania Putus Asa Cari Anaknya yang Hilang di Israel
Keluarga asal Tanzania putus asa mencari anaknya yang hilang di Israel (Foto: Joshua Mollel)
A
A
A

ISRAEL - Ayah dari seorang anak asal Tanzania yang berusia 21 tahun, yang hilang sejak  Hamas menyerang kibbutz tempat dia tinggal di Israel, mengaku sangat bersedih. Dia menceritakan kepada BBC tentang kesedihannya, dan untuk pertama kalinya menyebutkan nama putranya di depan umum.

“Terakhir kali saya berbicara dengan Joshua adalah pada Kamis 5 Oktober,” kata ayahnya Loitu Mollel.

"Saya berkata, 'bersikaplah yang terbaik karena Anda berada di tempat baru, dan manfaatkan magang yang Anda lakukan di sana sebaik-baiknya',” lanjutnya.

Dua hari kemudian rumah baru Joshua Mollel - Kibbutz Nahal Oz - diserang oleh Hamas.

Dia baru saja meninggalkan tempat tinggal keluarganya di Tanzania utara pada bulan sebelumnya.

Naik pesawat menjadi momen yang penuh kegembiraan bagi Joshua.

Ini bukan hanya pertama kalinya ia bepergian ke luar negeri. Tapi ini juga merupakan langkah besar dalam mewujudkan ambisinya.

“Putra saya ingin sukses di bidang agribisnis dan menjadi salah satu petani paling sukses di Tanzania,” kata ayahnya dengan bangga.

Dia dan istrinya berharap studi Joshua di Israel pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan sederhana yang mereka peroleh dari mengajar dan bercocok tanam.

Sebagai anak sulung, adik laki-laki dan perempuan Joshua memandangnya sebagai panutan - jadi sangat disayangkan mereka tidak berbicara dengannya melalui telepon selama berminggu-minggu.

Pada 7 Oktober lalu, puluhan warga dibantai di Kibbutz Nahal Oz, dan sandera disandera di perbatasan Gaza yang terletak hanya 800m jauhnya.

Tidak ada yang tahu apa yang terjadi dengan Joshua, dan keluarganya sangat khawatir.

“Kami tidak bisa makan atau tidur – ketika saya pergi ke pasar, orang-orang bertanya mengapa berat badan saya turun begitu banyak,” kata ayahnya.

“Ketika tersiar kabar bahwa Israel telah diserang oleh Hamas, saya mencoba mencari tahu apakah Israel mempunyai kedutaan besar di Tanzania tetapi saya diberitahu bahwa mereka beroperasi dari Kenya,” lanjutnya.

“Jadi saya malah menghubungi Kementerian Luar Negeri Tanzania dan bahkan menghubungi Duta Besar Tanzania di Tel Aviv,” ujarnya.

“Tetapi saya masih belum mendapat informasi keberadaan anak saya dan kondisinya seperti apa,” tambahnya.

Baik Tanzania maupun Israel belum mengonfirmasi identitas dua pelajar Tanzania yang diketahui hilang.

Namun BBC telah berupaya untuk mengetahui siapa mereka, dan berbicara dengan keluarga mereka untuk mengonfirmasi rincian tentang kehidupan mereka.

Tim BBC mengetahui bahwa Joshua Mollel adalah salah satu dari dua siswa yang hilang dan BBC juga engetahui identitas siswa lainnya, Namun orang tua mereka memilih untuk tidak menyebutkan nama mereka secara publik.

“Kami bekerja untuk mendukung pihak berwenang Israel untuk mencari tahu di mana dua pelajar yang hilang itu,” kata Duta Besar Tanzania di Tel Aviv, Alex Kallua.

“Kami tidak bisa memastikan apakah mereka disandera atau malah sebaliknya karena kami sedang mencari informasi yang benar,” lanjutnya.

BBC juga telah menghubungi Kementerian Luar Negeri Israel untuk meminta komentar.

Sekitar 350 warga Tanzania tinggal di Israel, 70% di antaranya adalah pelajar yang sebagian besar sedang menempuh studi terkait pertanian, menurut pejabat Tanzania.

Duta Besar Kallua mengatakan sembilan warga Tanzania telah kembali ke negara asal mereka dengan selamat dalam seminggu terakhir. Dia juga menegaskan staf kedutaannya ingin memastikan bahwa pihaknya berhubungan dengan warga Tanzania lainnya yang masih berada di Israel dan memastikan semuanya aman.

Keluarga Joshua mengatakan magangnya di peternakan sapi perah Nahal Oz di Israel diselenggarakan oleh kampusnya di Tanzania tengah, yaki Institut Pelatihan Kementerian Pertanian - Katrin. Pihak perguruan tinggi belum menjawab permintaan komentar BBC.

“Kami tidak ingin berdiam diri dan menyalahkan pihak berwenang atas lambatnya pencarian cucu saya, karena kami memahami beberapa wilayah Israel diserang oleh Hamas,” kata kakek Joshua, Ephata Nanyaro, secara diplomatis.

Namun hal ini tidak mengurangi penderitaan keluarga.

“Dia terakhir terlihat online di [aplikasi perpesanan] WhatsApp pada tanggal 7 Oktober sekitar pukul 10.00 [13:00GMT] pagi,” kenang ayah Joshua.

"Saya sangat stres... Ini sangat sulit. Gadis kecil saya bertanya kepada saya setiap pagi dan malam - 'Ayah, kami ingin berbicara dengan saudara laki-laki kami',” lanjutnya.

"Tapi aku tidak punya jawaban apa pun untuk diberikan,” tambahnya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement