Menurutnya, model terpadu ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA, melainkan juga menciptakan peluang ekonomi melalui daur ulang dan pengolahan limbah yang bijak.
"Pengolahan sampah yang mengedepankan hasil bagi masyarakat, misalnya bisa menghasilkan pupuk organik yang sangat berguna bagi petani. Ini juga akan menjadi langkah dukungan dari Pemerintah, di saat petani-petani mulai teriak kesulitan pupuk," katanya.
Daniel menambahkan, pengolahan sampah menjadi pupuk organik juga akan memperluas dampak positif dalam berbagai aspek. Termasuk mendukung perbaikan lingkungan, pertanian, dan ekonomi.
"Di tengah-tengah tantangan lingkungan global dan ketidakberlanjutanan model pertanian konvensional, penggunaan pupuk organik yang berasal dari sampah menjadi solusi inovatif yang perlu diperluas," kata Daniel.
Tak hanya itu, ia berkata, pupuk organik mengandung bahan nutrisi alami yang diperlukan oleh tanaman. Untuk itu, ia mengatakan, penggunaan pupuk organik secara teratur dapat meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan hasil panen, dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang dapat merusak tanah dan lingkungan.
"Pupuk kimia dan pestisida seringkali memiliki dampak negatif pada lingkungan, termasuk pencemaran air dan tanah serta kerusakan keanekaragaman hayati. Pupuk organik yang bersifat lebih ramah lingkungan dapat membantu mengurangi dampak dampak tersebut," pungkasnya.
(Arief Setyadi )