Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kala Pangeran Diponegoro Tolak Ritual Penyembuhan dengan Menjilat Pusar Ayahnya

Nanda Aria , Jurnalis-Senin, 13 November 2023 |06:02 WIB
Kala Pangeran Diponegoro Tolak Ritual Penyembuhan dengan Menjilat Pusar Ayahnya
Pangeran Diponegoro/Foto: Wikipedia
A
A
A

 

JAKARTA - Sultan Hamengkubuwono III, yang juga ayah Pangeran Diponegoro meninggal usai berkuasa di Keraton Yogyakarta selama 865 hari pada 3 November 1814. Sebelum meninggal, raja Yogyakarta itu sempat sakit panas dingin.

Hal itu berlangsung selama satu bulan sejak Oktober 1814. Konon di akhir masa kekuasaannya, Sultan Hamengkubuwono III tidak pernah menikmati kehidupan yang sehat betul. Apalagi, sejumlah persengkongkolan pada masa akhir kekuasaannya memperburuk kesehatan ayah Diponegoro itu.

 BACA JUGA:

Waktu demi waktu, sakit Sultan Yogya itu kian mencapai puncaknya. Peter Carey dalam bukunya "Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro : 1785 - 1855" menggambarkan suasana di sekeliling ranjang sakratul maut itu, ketika tabib meracik obat-obatan dan ulama terus-menerus berzikir.

Menariknya digambarkan bagaimana Pangeran Diponegoro tidak berkenan dengan salah satu ritual yang dilakukan ke tubuh Sultan Hamengkubuwono III sang ayahnya.

 BACA JUGA:

Sultan Yogya itu yang sedang mengalami sakratul maut memang konon diberikan sejumlah ritual adat istiadat Jawa. Salah satu ritual yakni menjilati pusar Sultan, yang bertujuan untuk mempermudah keluarnya daya hidup. Diponegoro bergerak maju dan dengan tegas menutup tubuh ayahnya dengan selimut.

Sang pangeran membatalkan di tengah jalan ritual tersebut. Tindakan ini menunjukkan bahwa sekalipun ia penganut mistik Islam-Jawa, Pangeran tidak setuju dengan beberapa aspek praktik adat istiadat kebatinan Jawa yang takhayul pada masa itu.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement