Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

4 Indikator Penting Penerapan Moderasi Beragama di Indonesia

Qur'anul Hidayat , Jurnalis-Jum'at, 24 November 2023 |15:21 WIB
4 Indikator Penting Penerapan Moderasi Beragama di Indonesia
Media Gathering: Penguatan Moderasi Beragama (Foto: Quranul Hidayat)
A
A
A

MAGELANG - Pemerintah telah mengeluarkan Perpres No 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama. Penguatan tersebut menjadi penting di tengah berbagai tantangan sosial kemasyarakat yang bisa mengendorkan semangat moderasi beragama.

Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Sekretariat Jenderal Kementerian Agama, Dr. Wawan Djunaedi mengatakan, ada 4 indikator seseorang bisa disebut sudah menerapkan moderasi beragama.

Wawan berharap keempat indikator tersebut bisa terus diperkuat karena faktanya sudah makin terkikis di masyarakat.

"Suasana kebangsaan mengkhawatirkan, karena 4 indikator itu mulai terkikis. Untuk itu, Pemerintah mengarusutamakan moderasi beragama," tutupnya.

Hal ini ditegaskan Wawan saat Media Gathering membedah Perpres 58 Tahun 2023 di Magelang, Jumat (24/11/2023). Hadir juga Staf Khusus Menteri Agama bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo.

Lantas, berikut 4 indikator moderasi bergama di Tanah Air:

Indikator pertama, kata Wawan, adalah komitmen kebangsaan. Setiap orang beragama yang moderat pasti cinta Tanah Air dan orang yang punya komitmen kebangsaan dipastikan tidak akan memikirkan tanah air lebih pada aspek agama semata.

"Karena dia mikir bangsanya itu mikir itu rumahnya, Indonesia itu rumah bersama, kalau tak mikir Indonesia bisa habis-habisan. Menjaga Indonesia ini adalah kewajiban dalam semua agama," tegasnya.

Kedua toleran, yang menurut Wawan mudah diucapkan tapi susah diterapkan. Arti toleran adalah sanggup menanggung beban. Setiap manusia mampu memaklumi dan saling menghormati segala perbedaan di sekitarnya.

"Kalau belum sanggup menanggung beban itu belum toleran," ucapnya.

Ketiga anti kekerasan. Wawan menegaskan, seseorang yang beragama secara moderat, maka tidak akan melakukan kekerasan, baik verbal, fisik maupun seksual.

"Kalau agama moderat pasti say no to violance, baik verbal, fisik, seksual dan lain lain. Apabila orang beragama melakukan tindak kekerasan, sama tetangga judes, sinis, itu agamanya tidak moderat," ujarnya.

"Keempat menghargai tradisi, penghargaan terhadap tradisi. Walupun tradisi tidak sesuai dengan ajaran agama tetap menghargai," ujarnya.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement