Hans Hamzah berperan krusial dalam Operasi Flamboyan pada 1975 itu. Setelah gagal membongkar isi koper Soers di Jakarta, Dading merancang siasat.
Hans Hamzah menyamar sebagai Kepala Cabang Maskapai Merpati Airlines ketika Soares berada di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, bersiap terbang ke Kupang. Saat Soares melapor, Hamzah berimprovisasi bahwa visa sang atase harus mendapat persetujuan dari imigrasi.
Dalam operasi ini, Hamzah kemudian menyamar menjadi seorang guru asal Singapura yang kemudian berkenalan dengan Tinguely di lobi hotel. Saat telah akrab, Hamzah kemudian menawarkan sebuah penginapan yang lebih murah agar mahasiswa yang pernah belajar di Jerman Barat itu melihatnya.
Keesokan harinya, Hamzah membawa Tinguely ke sebuah guest house yang berada di Jalan Raden Saleh, Cikini. Tinguely kemudian sepakat untuk tinggal di sana.
Saking akrabnya Hamzah dengan mahasiswa itu, dirinya kemudian membawa Tinguely berjalan-jalan ke Taman Mini Indonesia Indah. Tinguely sejatinya menyadari jika dirinya diawasi oleh spionase, namun dirinya tidak memiliki kecurigaan sedikitpun pada Hamzah.
Pada akhirnya, Hamzah berhasil mengorek banyak informasi tentang sosok Tinguely ini. Ternyata, Tinguely ini bukanlah seorang seorang operator teroris dan hanya sebatas penyorak ideologis semata. Akhirnya, Hugo Tinguely ditetapkan sebagai orang yang tidak mengancam kedaulatan negara.
(Rina Anggraeni)