JAKARTA - Sebagai ulama dan juga guru bangsa, Presiden RI ke-4, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) hidup dengan menyelaraskan perilaku di dunia dengan konsekuensi di akhirat.
Tidak ingin tanggung jawabnya sebagai Presiden RI ditagih di akhirat, Gus Dur tidak mau meninggalkan Istana Negara tanpa seizin pejabat yang berwenang. Saat itu Gus Dur sedang menghadapi pelengseran dirinya sebagai Presiden oleh lawan-lawan politiknya.
BACA JUGA:
Karena Gus Dur tidak pernah terbukti bersalah atas segala tuduhan yang menimpanya, ia tidak mau meninggalkan Istana Negara, yang jadi rumahnya sebagai pemimpin.
Namun, Gus Dur juga tidak mau terjadi perang saudara karena para pendukungnya juga mengancam akan merangsek ke Jakarta dan membela mati-matian Gus Dur. Sebab itu, ia memilih meninggalkan istana negara.
BACA JUGA:
Karena hak meninggalkan rumah tidak boleh kecuali seizin pejabat yang berwenang, Gus Dur meminta surat kepada Lurah Gambir saat itu. Sebab istana negara berada di wilayah Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat.
“Jika nanti di akhirat saya ditanya kenapa meninggalkan istana, tanya saja kepada Lurah Gambir,” kata Gus Dur saat itu seperti dikutip dari nu.or.id.
(Nanda Aria)