DHAKA - Empat pengungsi Rohingya tewas dalam baku tembak antara dua kelompok pemberontak di Bangladesh, kata polisi pada Rabu (6/12/2023). Ini merupakan tanda terbaru memburuknya keamanan di kamp-kamp bantuan yang penuh sesak di negara tersebut.
Bangladesh menampung sekira satu juta warga minoritas yang tidak memiliki kewarganegaraan dan umumnya beragama Islam itu. Sebagian besar dari mereka melarikan diri dari tindakan keras militer pada 2017 di Myanmar yang kini menjadi sasaran penyelidikan genosida PBB.
Puluhan kamp pengungsi kumuh yang menampung warga Rohingya telah berubah menjadi medan pertempuran antara kelompok-kelompok bersenjata yang bersaing, yang menggunakan permukiman tersebut sebagai pos penyelundupan narkoba dan penyelundupan manusia.
Kepala polisi setempat Shamim Hossain mengatakan kepada AFP bahwa baku tembak selama satu jam terjadi antara Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) dan Rohingya Solidarity Organisation (RSO) pada Selasa, (5/12/2023) malam.
“Empat pengungsi Rohingya tewas dan dua warga Rohingya lainnya luka berat,” tambahnya sebagaimana dilansir dari VOA Indonesia.
Tidak ada kelompok yang memberikan komentar langsung mengenai bentrokan tersebut.
RSO telah menantang ARSA yang lebih besar dan lebih mapan untuk menguasai kamp-kamp tersebut sejak awal tahun ini, bertepatan dengan tindakan keras terhadap ARSA oleh pasukan keamanan Bangladesh.