Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Menteri Basuki: Tata Kelola Air yang Baik Menjadi Dasar Pengembangan Kota Berkelanjutan

Karina Asta Widara , Jurnalis-Senin, 11 Desember 2023 |20:08 WIB
Menteri Basuki: Tata Kelola Air yang Baik Menjadi Dasar Pengembangan Kota Berkelanjutan
Foto: Dok Kementerian PUPR
A
A
A

“Water sensitive city tidak hanya tentang pengendalian banjir dan penyediaan air bersih, tetapi juga tentang peningkatan kenyamanan. Kita mengenal namanya liveable city, sustainable city, lovable city, semuanya pasti dasarnya adalah air. Kalau orang mau hidup nyaman, pasti harus ada air,” kata Menteri Basuki.

Menurut Yayat Supriyatna (pengamat tata ruang), setiap kota terdiri dari prasarana, people and environment. "Keinginan menjadi liveable city, artinya kita bisa memanajemen dengan baik akan menjadi liveable city atau sustainable city,” kata Menteri Basuki.

Kota Ramah Air memiliki beberapa feature utama untuk mengatasi 3 tantangan, yakni terkait kelangkaan air, kelebihan air (banjir), dan kualitas air/lingkungan. Too little, toomuch and too dirty. Salah satu contohnya Kota Jakarta yang sampai saat ini masih menghadapi tantangan terkait persoalan banjir (too much water).

Kementerian PUPR membangun stasiun pompa air Ancol Sentiong sebagai salah satu infrastruktur pengendali banjir di wilayah Jakarta, khususnya bagian utara. Stasiun ini memiliki 5 pompa dengan kapasitas 10 m3/detik untuk mereduksi banjir seluas 879 hektare yang berada di 8 kecamatan, seperti Pademangan, Sawah Besar, Tanjung Priok, Cempaka Putih, Kemayoran, Johar Baru, Matraman, dan Senen.

“Stasiun Pompa Air Ancol Sentiong juga dekat dengan konsep water sensitf city, dimana kita bisa mengendalikan banjir dan sekaligu menyuplai air, tetapi juga untuk membersihkan lingkungan,” kata Menteri Basuki.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement