Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah LB Moerdani, Sosok Jenderal Kopassus yang Berani Ganggu Ketenangan Soeharto

Edgar Ibrania Nicolas , Jurnalis-Rabu, 13 Desember 2023 |16:50 WIB
Kisah LB Moerdani, Sosok Jenderal Kopassus yang Berani Ganggu Ketenangan Soeharto
LB Moerdani dan Soeharto/ist
A
A
A

JAKARTA - Jenderal TNI (Purn) LB Moerdani atau lebih dikenal sebagai Benny Moerdani merupakan tokoh militer yang sangat berpengaruh di era Orde Baru.

Sebelum memulai kariernya menjadi tentara Indonesia, Benny sudah menjalani kehidupan prajurit saat penjajahan Jepang.

Setelah Agresi Militer Belanda II berakhir, dia melanjutkan kiprahnya dengan masuk sekolah militer. Benny tumbuh menjadi perwira tangguh yang banyak ditugaskan dalam penumpasan konflik di Tanah Air.

Dilansir beragam sumber, Rabu (13/12/2023), Benny yang malang melintang di Korps Baret Merah Kopassus, terlibat dalam Operasi Trikora dan Operasi Naga yang bertujuan untuk menguasai Irian Barat pada awal 1960-an. Dari sinilah kedekatannya bermulai dengan Soeharto saat mereka sama-sama berjuang dalam operasi ini.

Setelah Soeharto menjadi presiden, Benny yang dikenal sebagai Jenderal Intelijen dipanggil dari dinasnya di Seoul, Korea Selatan. Soeharto meminta Benny untuk menjadi tangan kanannya dalam keamanan presiden dan negara.

Walaupun Benny adalah tangan kanan Soeharto, tetapi dia dikenal sebagai orang yang benar-benar berpihak pada Bangsa. Sebagai seorang mantan Intel, Benny sangat tau bahwa kondisi akan semakin buruk, karena penyalahgunaan kekuasaan Soeharto dan keluarganya.

Lalu Benny segera menghadap langsung pada Soeharto, dan menyarankan agar Soeharto jangan menyalonkan diri kembali sebagai presiden. Dia mengatakan kalau Soeharto sudah terlalu lama berkuasa, dan tingkah laku anak-anaknya yang akan mengancam posisinya sebagai Presiden.

"Tapi saya tidak bisa menjamin mereka (ABRI) juga bakal mendukung putra-putri Bapak," kata Benny kala itu.

Walaupun Benny mengatakannya untuk kebaikan Soeharto, tetapi Soeharto merasa tersinggung yang membuat hubungan mereka berdua menjadi renggang. Dan setelah beberapa waktu, Benny dicopot dari jabatannya sebagai Panglima.

Karena tidak mendengarkan nasihat Benny, akhirnya Soeharto dilengserkan oleh rakyat melalui demo besar-besaran tahun 1998.

Setelah lengser Soeharto sempat menjenguk Benny yang sedang sakit dan menyatakan penyesalananya karena tidak mendengarkan nasihat Benny.

(Fahmi Firdaus )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement