Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Emir Kuwait Sheikh Nawaf Meninggal Dunia di Usia 86 Tahun

Rahman Asmardika , Jurnalis-Sabtu, 16 Desember 2023 |20:37 WIB
Emir Kuwait Sheikh Nawaf Meninggal Dunia di Usia 86 Tahun
Emir Kuwait Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Sabah (kanan) bersama Putra Mahkota Sheikh Meshal al-Ahmad al-Sabah dalam sebuah acara di Kuwait City, April 2006. (Foto: Reuters)
A
A
A

KUWAIT - Emir Kuwait Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Sabah meninggal dunia pada Sabtu, (16/12/2023) dalam usia 86 tahun, menurut istana kerajaan, hanya tiga tahun setelah mengambil alih kekuasaan di produsen minyak Teluk yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS).

Penyebab kematiannya belum diungkapkan. Emir dirawat di rumah sakit akhir bulan lalu karena apa yang digambarkan oleh kantor berita negara sebagai masalah kesehatan darurat, namun dia mengatakan bahwa kondisinya stabil, demikian diwartakna Reuters.

Putra Mahkota Sheikh Meshal al-Ahmad al-Sabah, (83), yang telah menjadi penguasa de facto Kuwait sejak 2021, ketika emir yang sakit menyerahkan sebagian besar tugasnya, ditunjuk sebagai penerus Syekh Nawaf.

Kuwait mengumumkan 40 hari berkabung dan penutupan departemen resmi selama tiga hari. Para pemimpin dunia memberikan penghormatan kepada Syekh Nawaf dan menyampaikan belasungkawa kepada penggantinya, Syekh Meshal, keluarga Al Sabah, dan rakyat Kuwait.

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan dalam sebuah pernyataan di platform media sosial X bahwa dia sedih mendengar meninggalnya Syekh Nawaf, yang dia gambarkan sebagai teman baik Inggris yang akan dikenang dengan penuh kasih.

Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed bin Zayed menulis di X bahwa Sheikh Nawaf adalah pemimpin bijaksana yang memainkan peran utama dalam memperkuat hubungan Kuwait-UEA.

Syekh Nawaf menjadi emir pada September 2020 setelah kematian saudaranya, Syeikh Sabah, yang telah memerintah selama lebih dari satu dekade dan membentuk kebijakan luar negeri negara tersebut selama lebih dari 50 tahun.

Sheikh Nawaf dipandang oleh para diplomat sebagai pembangun konsensus meskipun pemerintahannya ditandai dengan perselisihan yang intens antara pemerintah dan parlemen terpilih, yang telah menghambat reformasi struktural utama di negara Teluk yang kaya akan minyak tersebut. Dalam beberapa bulan terakhir, konsensus kembali muncul antara pemerintah dan parlemen.

Kuwait, pemilik cadangan minyak terbesar ketujuh di dunia, berbatasan dengan Arab Saudi dan Irak, dan terletak di seberang Teluk dari Iran. Kuwait diinvasi dan diduduki oleh Irak pada 1990, memicu perang Teluk pertama beberapa bulan kemudian pada 1991 ketika Amerika Serikat dan negara-negara lain mengalahkan Irak dan membebaskan Kuwait.

Sejak ia mengambil alih kekuasaan pada 2020, Syekh Nawaf mempertahankan kebijakan luar negeri yang menyeimbangkan hubungan dengan negara-negara tetangga tersebut, sementara di dalam negeri delapan pemerintahan dibentuk di bawah pemerintahannya.

Berdasarkan konstitusi Kuwait, putra mahkota secara otomatis menjadi emir tetapi baru mengambil alih kekuasaan setelah mengambil sumpah di parlemen. Emir baru memiliki waktu hingga satu tahun untuk menunjuk ahli warisnya. 

Para analis dan diplomat mengatakan bahwa Sheikh Nawaf, dan putra mahkotanya Sheikh Meshal, keduanya tampaknya lebih menyelaraskan Kuwait dengan kekuatan regional Arab Saudi.

Pilihan putra mahkota dan perdana menteri yang dipilih emir baru – yang akan ditugaskan mengelola hubungan pemerintah yang sering bermasalah dengan parlemen – akan diawasi dengan ketat ketika generasi muda dari keluarga penguasa Kuwait berebut posisi.

Perjuangan faksi dalam keluarga Al Sabah sering terjadi di parlemen ketika para pesaing untuk suksesi membangun modal politik dan basis domestik mereka sendiri.

Sebelum menyerahkan sebagian besar tugas konstitusionalnya kepada ahli warisnya yang ditunjuk, Syeikh Nawaf berusaha menenangkan kancah politik dalam negeri, termasuk dengan mengeluarkan amnesti yang mengampuni para pembangkang yang telah lama diinginkan oleh tokoh-tokoh oposisi.

Namun kebuntuan terus berlanjut, sehingga Sheikh Meshal harus berusaha mengakhiri perselisihan politik tahun ini dengan membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan umum awal pada Juni. 

Kuwait melarang adanya partai di parlemen namun masih merupakan salah satu negara yang paling liberal secara politik di kawasan ini, dengan perdebatan politik yang banyak dan dewan legislatif terpilih yang paling kuat di kawasan ini yang mencakup Sunni, Syiah, liberal, dan Islamis.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement