GAZA - Sepanjang Perang Gaza, militer Israel sering berbicara tantangan yang ditimbulkan terowongan pejuang Hamas. Israel mengatakan, pejuang Hamas telah ditetapkan sebagai kelompok teror oleh Amerika Serikat (AS), Israel, dan negara lain sejak lama.
Mengutip CBS News, terowongan tersebut difungsikan mengangkut pasokan dan melakukan gencatan serangan, termasuk serangan yang belum terjadi sebelumnya di 7 Oktober. Terowongan tersebut juga digunakan Hamas melatih para operator.
Ukuran terowongan tersebut bisa mencapai kedalaman 230 kaki, setinggi gedung 20 lantai. Berikut ini 10 hal yang perlu diketahui tentang Terowongan Hamas.
1. Terbentang Ratusan Mil di Gaza
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menghancurkan lebih dari 60 mil jaringan terowongan Hamas selama perang Gaza Mei 2021. Dari perang tersebut, pemimpin Hamas, Yahya Sinwar mengatakan Hamas memiliki lebih dari 300 mil terowongan. Artinya Israel hanya menghancurkan 20 persennya saja.
2. Tempat Penahanan Sandera
Juru Bicara Hamas menyatakan terowongan tersebut dijadikan tempat penahanan sandera. Pada 24 Oktober, seorang sandera Israel yang telah bebas menceritakan pengalamannya dalam tawanan. Dia dibawa melalui jaringan terowongan, yang dianggapnya mirip "sarang laba-laba." Sandera dibawa kesebuah "aula besar," dan membagi menjadi kelompok lebih kecil.

3. Memiliki Peran Penting Dalam Perang Gaza 2014
Pada 7 Juli 2014, Israel meluncurkan Operasi Pelindung Tepi. Pada 17 Juli, tiga belas pejuang Hamas menyusup ke Israel melalui terowongan. IDF melancarkan operasi darat pada malam hari, dengan terowongan Hamas sebagai target.
IDF telah menghancurkan 32 terowongan dan membangun penghalang atas dan bawah tanah sepanjang 40 mil. Penghalang yang dipasang terdiri dari kamera, radar, dan sensor untuk memutus kemampuan Hamas untuk menyerang Israel dari bawah tanah.
4. Dilengkapi Teknologi Canggih
Biaya pembangunan Terowongan Hamas sebesar USD3 juta (Rp46 miliar), yang dilengkapi saluran telepon, listrik, dan rel kereta api.
5. Lintas Batas Negara
Terowongan disebut melintasi batas ke Mesir yang digunakan untuk mengirimkan senjata dan Personel. Pada 26 Oktober 2023, IDF mengatakan sebelum 7 Oktober, Hamas menggunakan terowongan perbatasan Mesir mengirimkan senjata dan amunisi ke Gaza.
Berdasarkan sejarah, terowongan ini digunakan para penyelundup untuk mengangkut uang dan barang-barang lainnya ke Jalur Gaza. Melalui perdagangan gelap dengan pajak dan aktivitas komersil bawah tanah tersebut Hamas mendapatkan keuntungan.
6. Pemerintah Mesir Menutup Banyak Terowongan Ke Gaza
Mantan Presiden Mesir, Mohamed Morsi, mengizinkan Hamas dan Jihad Islam Palestina mengangkut rudal dan senjata menggunakan terowongan tersebut secara diam-diam. Kairo mulai menindaklanjuti jaringan bawah tanah tersebut setelah Presiden Abdel Fattah Al-Sisi berkuasa pada 2013.
Hingga saat ini, pihak militer Mesir telah menghancurkan dan membanjiri terowongan dengan air limbah, walaupun belum sepenuhnya menutup terowongan tersebut.
7. Terowongan Melintasi Batas ke Israel
Sistem terowongan sampai ke perbatasan Israel untuk penculikan Tentara Israel. Kejadian Gilad Shalit 2006 menjadi kasus yang paling terkenal. Pada 2011, Israel menukar 1.027 tahanan keamanan Palestina untuk ditukar dengan Shalit.

Walaupun Hamas tampak tidak menggunakan terowongan untuk memasuki Israel, diduga tersebut strategi tersebut menjadi pilihan taktis, sebagaimana dibuktikan Hamas pada rekaman 14 Oktober. Rekaman tersebut menunjukan para teroris keluar dari terowongan, mensimulasikan serangan terhadap tank Israel, dan kembali ke jaringan bawah tanah.
8. Hamas Mengalihkan Sumber Daya Membangun Sumber Teror
Mantan Penasihat Keamanan Nasional Israel, Mayor Jenderal Yaakov Amidror pada 2014 menuduh Hamas mengabaikan masyarakat sipil. Hal ini diperkuat dengan pihak Hamas menggunakan beton dan material lain yang seharusnya untuk proyek-proyek sipil, namun malah dialihfungsikan memperkuat sistem terowongan.
9. Pembangunan Melibatkan Anak-Anak
Berdasarkan laporan yang dipublikasikan pada 2012, sekitar 160 anak-anak dinyatakan meninggal saat bekerja di Terowongan Hamas. Sebuah film dokumenter memberikan cuplikan seorang pekerja anak. Ia mengatakan pekerjaan yang dilakukannya sangat berbahaya, dan menyebutnya 'kuburan orang hidup.'
(Maruf El Rumi)