Gencatan senjata selama seminggu pada bulan ini juga membawa peningkatan aliran bantuan ke Gaza dimana PBB telah memperingatkan bahwa penduduknya berisiko mengalami kelaparan jika perang antara Israel dan Hamas terus berlanjut.
Pernyataan Hamas menempatkan pemerintah Israel pada posisi yang sangat sulit.
Mereka berpendapat bahwa cara terbaik untuk membebaskan sandera adalah dengan memberikan tekanan militer terhadap Hamas dan dengan melakukan operasi penyelamatan.
Namun sejauh ini pendekatan tersebut belum benar-benar berhasil. Hanya satu sandera - Ori Megidish - yang benar-benar berhasil diselamatkan.
Pemerintah juga mendapat tekanan besar dari keluarga para sandera yang masih ditahan, dan beberapa orang mengatakan bahwa strategi kekerasan tidak berhasil.
Hamas memberikan tekanan pada Israel untuk menghentikan perang tersebut, namun tanpa adanya jaminan bahwa kelompok tersebut akan menghentikan aksi bersenjatanya.
Jadi pemerintah Israel sangat enggan untuk menghentikan pertempuran sampai mereka merasa telah benar-benar menurunkan kemampuan Hamas dan mereka belum melakukan hal tersebut.
Hal ini akan menjadi kekecewaan besar bagi masyarakat Gaza, yang sangat ingin menghentikan perang ini.
Laporan Israel mengenai pembunuhan 2.000 anggota Hamas di Gaza bulan ini muncul sehari setelah kementerian kesehatan yang dikelola Hamas menyebutkan jumlah korban tewas secara keseluruhan di sana sejak 7 Oktober mencapai lebih dari 20.000 orang termasuk 8.000 anak-anak dan 6.200 wanita.
Ketika Hamas dan sekutunya menerobos perimeter yang dijaga ketat dengan Israel pada 7 Oktober lalu, mereka membunuh 1.200 orang.
(Susi Susanti)