CHINA – Ibu kota China atau Tiongkok, Beijing, mengalami suhu terdingin pada Desember ini sejak pencatatan dimulai pada 1951.
Suhu di kota ini sering turun di bawah -10C pada bulan ini.
Tahun ini merupakan tahun yang ekstrem di ibu kota. Pada enam bulan lalu, Beijing mencatat hari terpanas pada Juni, dengan suhu lebih dari 40 derajat Celsius.
Tiongkok telah dilanda beberapa gelombang cuaca yang sangat dingin pada musim dingin ini.
Menurut kantor berita China Daily yang didukung pemerintah, sebuah observatorium cuaca di Beijing baru-baru ini mencatat lebih dari 300 jam suhu di bawah titik beku dalam waktu kurang dari dua minggu.
Cuaca dingin telah mempengaruhi provinsi-provinsi di Tiongkok, dengan sekolah-sekolah di beberapa daerah terpaksa ditutup dan layanan transportasi menghadapi kesulitan.
Cuaca dingin yang terus-menerus telah membuat pasokan energi di provinsi Henan tertekan, dengan laporan bahwa beberapa boiler pemanas rusak.
Sementara itu, sebagian wilayah utara Jepang dilanda hujan salju besar – jauh melebihi jumlah biasanya sepanjang tahun ini.
Peringatan salju tebal telah dikeluarkan di beberapa daerah selama beberapa hari terakhir, dengan salju setebal sekitar satu meter (39 inci) turun di prefektur Gifu dan Hokkaido.
Menurut Administrasi Meteorologi Korea (KMA), terjadi perubahan suhu ekstrem di Korea Selatan dalam beberapa pekan terakhir - berkisar antara 16C hingga di bawah -12C.
Tidak jelas bagaimana masyarakat menghadapi cuaca ekstrem di negara tetangga, Korea Utara.
Salah satu kemungkinan penyebab terjadinya cuaca dingin ini adalah melemahnya Pusaran Kutub – hamparan udara dingin yang biasanya berada di sekitar Kutub Utara – yang memungkinkan udara bergerak lebih jauh ke selatan dari biasanya.
Namun, terdapat perdebatan di kalangan ilmuwan mengenai peran perubahan iklim dalam hal ini.
(Susi Susanti)