Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ketika Sekolah Katolik Jadi Saksi Perjuangan Arek-arek Pertahankan Malang dari Belanda dan Sekutu

Avirista Midaada , Jurnalis-Rabu, 27 Desember 2023 |11:02 WIB
 Ketika Sekolah Katolik Jadi Saksi Perjuangan Arek-arek Pertahankan Malang dari Belanda dan Sekutu
Sekolah Katolik di Malang (foto: dok MPI/Avirista)
A
A
A

MALANG - Bangunan sekolah putri tertua di Malang terpaksa dibakar oleh tentara pribumi karena takut kembali dikuasai oleh Belanda. Saat itu memang Belanda membonceng tentara sekutu Inggris datang kembali ke Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Nyaris seluruh wilayah di Indonesia kembali harus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan, tak terkecuali di Kota Malang. Bangunan sekolah Cor Jesu, yang didirikan oleh suster Belanda pun tak luput dari pemusnahan yang dikenal dengan peristiwa Malang Bumi Hangus ini.

Lucia Anggraini, salah satu suster senior di Cor Jesu, menyebutkan, peristiwa itu terjadi pada Agresi Militer I Belanda di tahun 1947. Saat itu ia sudah berada di sekolah yang berada di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Malang, dan melihat bagaimana detik-detik sebelum sekolah dibakar oleh para pejuang arek-arek Malang.

"Sudah dikasih tahu oleh pejuang, bahwa sekolah ini akan dibakar agar tidak dijadikan markas dan pos tentara Belanda dan sekutu. Jadi bangunan sekolah dan asrama ini sudah dikosongkan, murid-murid dan para suster diungsikan ke kapel," ucap Lucia Anggraini, ditemui MPI.

Pada malam hari tanggal 30 Juli 1947 itu kata Lucia, anak-anak dan para suster tidak dapat tidur. Mereka disebut Lucia hanya dapat duduk-duduk dan berdoa di dalam kapel atau Gereja Cor Jesu dengan perasaan cemas dan takut.

"Apalagi di seluruh bangunan sekolah ini beberapa hari sebelumnya sudah tercium bau minyak tanah dimana-mana, jadi antara sedih dan dilema, kita sudah merdeka tapi masih berusaha dijajah lagi, benda peninggalan ini mau dihancurkan," jelasnya.

Tak berselang lama, akhirnya bangunan sekolah Cor Jesu dibumihanguskan oleh arek-arek Malang. Mereka membakar hangus bangunan sepanjang 130 meter. Ia menyaksikan bagaimana api menjalar-jalar memenuhi seisi bangunan sekolah dan asrama. Api kian kencang karena saat itu musim kemarau memang tengah terjadi, sehingga kondisi udara kian kering.

"Lidah-lidah api yang berkobar-kobar melalap bangunan itu, tiba-tiba berhenti dan berputar arah persis di depan pintu masuk biara. Para suster, pastor, tetangga, dan anak-anak asrama dan panti asuhan keluar bahu membahu memadamkan kobaran api di depan biara," ungkap dia.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement