Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perang Batak Merenggut Nyawa Raja Sisingamangaraja XII, Peluru Menembus Kepalanya

Destriana Indria Pamungkas , Jurnalis-Kamis, 28 Desember 2023 |07:14 WIB
Perang Batak Merenggut Nyawa Raja Sisingamangaraja XII, Peluru Menembus Kepalanya
Ilustrasi Raja Sisingamangaraja XII (Foto: Wikipedia)
A
A
A

Berbagai strategi perang diterapkan, termasuk taktik gerilya, serangan mendadak, dan penggunaan senjata tradisional seperti tombak, parang, dan sumpit beracun.

pasukan Belanda di bawah pimpinan Kolonel Gotfried Coenraad Ernst van Daalen melancarkan serangan di Tanah Gayo dan sebagian wilayah Danau Toba pada tahun 1904. Pertempuran berlanjut di Pak-pak dengan pimpinan Kapten Hans Christoffel yang memimpin pasukan Belanda.

Walaupun pasukan Batak mendapat dukungan dari suku lain dan merancang strategi perang yang matang, mereka kembali mengalami kekalahan karena Belanda mengadopsi taktik yang lebih efektif.

Tragedi mencapai puncaknya pada 17 Juni 1907, ketika Sisingamangaraja XII menolak menyerah dan akhirnya tewas setelah ditembak kepalanya oleh anggota Korps Marsose Belanda. Lebih tragis lagi, putri dan kedua putranya juga ditemukan tewas.

Sisingamangaraja XII kemudian dikebumikan pada 22 Juni 1907 di Silindung. Namun, pada 14 Juni 1953, makamnya dipindahkan ke Makam Pahlawan Nasional, Soposurung, Balige.

Pengakuan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia diberikan kepadanya berdasarkan Surat Keppres No. 590 pada 19 November 1961. Dengan demikian, kisah tragis Perang Batak dan kematian Raja Sisingamangaraja XII serta kedua putranya tetap menjadi pengajaran berharga dalam kisah sejarah.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement