RABAT - BDS Maroc, kelompok boikot pro-Palestina yang sedang berkembang di Maroko, bersiap untuk "mengepung" toko-toko pengecer Prancis, Carrefour, yang mendukung pemukiman Israel. Seruan ini diumumkan meskipun pemerintah setempat sebelumnya melarang bentuk protes semacam itu.
“Gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) menyerukan kepada Anda, kelompok dan individu, untuk mengambil tindakan untuk menekan kelompok LabelVie agar mengakhiri kemitraannya dengan Grup Carrefour,” demikian isi siaran pers kelompok tersebut yang diterbitkan Kamis, (28/12/2023).
Tahun lalu, grup multinasional Carrefour menandatangani kemitraan dengan Electra Consumer Products dan anak perusahaannya Yenot Bitan, keduanya beroperasi di pemukiman ilegal Israel.
Pemukim Israel telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang serius terhadap warga Palestina, dan pemukiman mereka membatasi kebebasan bergerak warga Palestina dan akses terhadap sumber daya alam.
Electra terdaftar dalam database perusahaan PBB yang terlibat dalam pembangunan permukiman di wilayah pendudukan Palestina.
Gerakan BDS telah lama menyerukan boikot internasional terhadap perusahaan tersebut atas “keterlibatan dalam kejahatan perang yang dilakukan oleh rezim Israel, kolonialisme pemukim dan apartheid terhadap rakyat Palestina”, demikian dilansir New Arab.
Di Maroko, perusahaan lokal LabelVie menandatangani kontrak waralaba dengan grup Carrefour Partenariat International (CPI) pada 2019, membuka lebih dari 70 toko di seluruh wilayah kerajaan.
Permintaan utama BDS Maroc adalah agar LabelVie memutuskan hubungan dengan perusahaan yang berbasis di Perancis.
“Atau mitra Anda, Carrefour, harus mengakhiri kemitraannya dengan dua perusahaan Israel tersebut, dan berhenti mendistribusikan produk dari pemukiman yang dibangun di atas tanah Palestina yang dijarah,” tambah siaran pers BDS Maroc.
LabelVie dan Carrefour tidak mengomentari kampanye tersebut pada saat publikasi.
Di bawah tagar 'boikot adalah perlawanan', BDS Maroc merinci daftar tindakan yang harus diikuti oleh warga Maroko untuk mengakhiri kehadiran perusahaan tersebut di negara tersebut, atau hubungannya dengan pemukiman Israel.
"Memboikot. (...) Posting tentang itu. (...) Kepung toko Carrefour di kota Anda, sampaikan surat protes kepada pengelola toko,” kata BDS Maroc.
Kelompok ini akan mengorganisir protes pada 30-31 Desember di luar supermarket Carrefour di Maroko, sebagai tantangan terhadap “penindasan dan kekerasan ilegal” yang dilakukan pemerintah setempat.
Pada Juni, pasukan Polisi “secara brutal” membubarkan anggota BDS dan beberapa kelompok lokal Pro-Palestina, menyebabkan luka ringan di antara para pengunjuk rasa di depan toko Carrefour di Casablanca, menurut laporan Front Maroko Menentang Normalisasi.
“Mengetahui bahwa apa yang kami lakukan adalah bentuk protes dan merupakan hak yang dijamin setiap warga negara berdasarkan hukum. kami akan melanjutkan perjuangan kami hingga kami mencapai tuntutan kampanye kami,” kata BDS Maroc.
(Rahman Asmardika)