Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

AS Gandakan Keyakinan jika Hamas Gunakan RS Gaza Sebagai Pusat Komando

Susi Susanti , Jurnalis-Kamis, 04 Januari 2024 |20:27 WIB
AS Gandakan Keyakinan jika Hamas Gunakan RS Gaza Sebagai Pusat Komando
AS Gandakan keyakinan jika Hamas gunakan RS Gaza sebagai pusat komando (Foto: AFP)
A
A
A

GAZA Amerika Serikat (AS) menggandakan penilaian dan keyakinan bahwa Hamas dan militan Gaza lainnya menggunakan kompleks rumah sakit (RS) terbesar di wilayah kantong tersebut sebagai pusat komando serta untuk menyandera dan menyimpan senjata.

Hal ini diungkap seorang pejabat intelijen senior yang menunjuk pada data intelijen yang baru dibuka yang memperkuat kesimpulan Israel dan Intelijen AS.

“Komunitas Intelijen AS yakin dengan penilaiannya mengenai topik ini dan telah secara independen menguatkan informasi tentang penggunaan kompleks rumah sakit oleh Hamas dan [Jiahd Islam Palestina] untuk berbagai tujuan terkait kampanyenya melawan Israel,” kata pejabat itu pada Selasa (2/1/2024).

Namun komunitas intelijen AS tidak mengeluarkan bukti baru apa pun untuk mendukung penilaiannya setelah muncul pertanyaan tentang sejauh mana Rumah Sakit Al-Shifa memang merupakan “jantung” operasi Hamas, seperti yang diklaim Israel.

Pada akhir Desember lalu, Washington Post menerbitkan penyelidikan ekstensif yang menimbulkan keraguan terhadap beberapa klaim Israel.

Israel mendapat kecaman luas atas pengepungan dan serangannya pada November 2023 terhadap rumah sakit tersebut, dimana para dokter menggambarkan situasi tersebut sebagai “bencana besar.”

Intelijen baru ini menggemakan tuduhan sebelumnya oleh pemerintahan Biden dan Israel pada hari-hari dan minggu-minggu menjelang serangan Israel pada November tahun lalu di Rumah Sakit Al-Shifa bahwa intelijen mengindikasikan Hamas memiliki pusat komando dan kendali di terowongan di bawah kompleks rumah sakit.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, juga mengatakan rumah sakit tersebut digunakan untuk menyimpan senjata dan menyandera.

Intelijen AS terus percaya bahwa, menurut pejabat senior tersebut, ia menambahkan bahwa situs tersebut menyandera “setidaknya beberapa orang.”

“Kami mempunyai informasi—yang diperoleh setelah operasi [Pasukan Pertahanan Israel atau IDF] pada tanggal 15 November—bahwa anggota Hamas yang berada di rumah sakit tersebut sebagian besar telah dievakuasi beberapa hari sebelumnya ketika IDF mendekati kompleks Al-Shifa dan bahwa Hamas menghancurkan dokumen dan barang elektronik di kompleks tersebut terlebih dahulu. operasi IDF,” kata pejabat itu.

Setelah Israel menguasai daerah tersebut, militer memposting serangkaian video juru bicara yang menunjukkan senjata yang diduga ditemukan di dalam rumah sakit itu sendiri serta sistem terowongan di bawah rumah sakit.

Pada November 2023, Hamas mengakui menggunakan rumah sakit untuk membawa sandera karena mereka “memantau dengan cermat” kesehatan mereka sebelum menahan mereka di lokasi yang berbeda, setelah Israel merilis video dari kamera keamanan rumah sakit yang menunjukkan para sandera dibawa masuk. Namun Hamas membantah menggunakan rumah sakit tersebut sebagai pusat komando.

CNN melakukan perjalanan dengan IDF ke kompleks rumah sakit Shifa untuk melihat terowongan yang terbuka pada November 2023. IDF kemudian merilis video yang menunjukkan terowongan yang memanjang dari poros dan berlanjut di bawah kompleks rumah sakit.

Dalam sebuah video yang dirilis oleh IDF pada tanggal 22 November, juru bicara IDF Daniel Hagari masuk ke dalam terowongan dan menunjukkan sebuah ruangan keramik serta kamar mandi yang menurut Hagari berada di bawah rumah sakit, terhubung dengan sistem listriknya.

Namun hal ini masih jauh dari bukti bahwa Hamas menggunakan rumah sakit tersebut sebagai pusat komando dan kendali utama untuk operasinya, sebuah pernyataan yang berulang kali dibuat oleh Israel dan AS sebelum IDF mencapai rumah sakit tersebut. Israel bahkan menerbitkan ilustrasi grafis 3D dari pusat komando Hamas yang membentang di bawah tanah langsung dari gedung rumah sakit. Baik Israel maupun AS belum menerbitkan bukti yang sepenuhnya sesuai dengan klaim tersebut.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement