IRAN – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Uni Eropa (UE), dan beberapa negara termasuk Arab Saudi, Yordania, Jerman dan Irak mengecam ledakan bom kembar yang menewaskan sedikitnya 95 orang di selatan Iran.
Ledakan itu menghancurkan kerumunan orang yang memperingati jenderal Garda Revolusi Qasem Soleimani empat tahun setelah kematiannya dalam serangan Amerika Serikat (AS).
Sekjen PBB Antonio Guterres “mengutuk keras” ledakan tersebut. Sedangkan UE menegaskan tindakan teror ini telah menimbulkan korban jiwa dan cedera pada warga sipil.
Diplomat utama UE, Josep Borrell, mengatakan bahwa dia berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian untuk “menyampaikan belasungkawa” dan “mengecam keras serangan teroris ini dan menyatakan solidaritas dengan rakyat Iran.
Presiden Rusia Vladimir Putin menulis kepada Raisi dan Khamenei bahwa “pembunuhan orang-orang damai yang mengunjungi pemakaman tersebut sangat mengejutkan karena kekejaman dan sinismenya.”
Sekutu Iran, Hamas, mengecam “serangan kriminal” tersebut.
Adapun Kementerian Luar Negeri Saudi di Riyadh menyuarakan “solidaritas dengan Iran dalam peristiwa yang menyakitkan ini.”
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyalahkan “musuh jahat dan kriminal” negaranya atas serangan tersebut dan berjanji akan memberikan “tanggapan yang keras.”
Presiden Ebrahim Raisi, yang membatalkan kunjungan ke Turkiye pada Kamis (4/1/2024) , mengutuk kejahatan “keji” tersebut ketika Republik Islam Iran menyatakan Kamis (4/1/2024) sebagai hari berkabung nasional.
IRNA mengatakan ledakan pertama terjadi sekitar 700 meter dari makam Soleimani sementara ledakan lainnya berjarak sekitar satu kilometer.
Kantor berita Tasnim, mengutip sumber informasi, mengatakan bahwa dua tas berisi bom meledak dan para pelaku tampaknya meledakkan bom tersebut dengan kendali jarak jauh.
Rekaman online menunjukkan kerumunan orang yang panik bergegas melarikan diri ketika petugas keamanan menutup area tersebut.
Televisi pemerintah menunjukkan para korban yang berlumuran darah tergeletak di tanah dan ambulans serta petugas penyelamat berlomba untuk membantu mereka.
“Kami sedang berjalan menuju pemakaman ketika sebuah mobil tiba-tiba berhenti di belakang kami dan sebuah tempat sampah berisi bom meledak,” kata seorang saksi mata seperti dikutip kantor berita ISNA.
“Kami hanya mendengar ledakan dan melihat orang-orang berjatuhan,” lanjutnya.
Saat malam tiba, massa kembali ke Pemakaman Martir di Kerman sambil meneriakkan: “Matilah Israel” dan “Matilah Amerika.”
(Susi Susanti)