TOKYO – Tim penyelamat di kota Suzu, Jepang tengah menemukan seorang wanita berusia 90-an tahun dalam, keadaan hidup di bawah reruntuhan, lima hari setelah gempa bumi dahsyat melanda wilayah tersebut. Petugas penyelamat menemukan wanita itu di reruntuhan bangunan dua lantai di kota itu.
Gempa bumi berkekuatan M 7,5 melanda pantai Laut Jepang pada Senin, (1/1/2024) meratakan kota-kota di semenanjung Noto yang terpencil.
Lebih dari 120 orang dipastikan tewas, dan 200 orang hilang.
Menurut surat kabar Yomiuri Shimbun, 100 penyelamat dikirim ke kota Suzu setelah mengetahui bahwa dua wanita terkubur hidup-hidup.
Mengutip sumber kepolisian setempat, surat kabar tersebut melaporkan bahwa wanita lanjut usia tersebut cukup responsif, namun diyakini menderita hipotermia.
Di lokasi yang sama, tim penyelamat juga menemukan seorang wanita berusia 40-an dalam keadaan serangan jantung paru, kata laporan sebagaimana dilansir BBC.
Tujuh puluh dua jam pertama operasi penyelamatan dianggap kritis karena setelah itu, peluang menemukan orang dalam keadaan hidup menurun drastis. Kedua wanita itu ditemukan beberapa hari setelah jendela ditutup.
Pasukan Bela Diri Jepang menggunakan helikopter untuk operasi penyelamatan dan mengirimkan pasokan ke daerah-daerah terpencil, sementara beberapa jalan masih diblokir.
Menurut lembaga penyiaran publik NHK, upaya penyelamatan dapat terhambat oleh cuaca basah yang diperkirakan terjadi pada Minggu, (7/1/2024) di beberapa daerah yang terkena gempa, dan pihak berwenang memperingatkan bahwa hujan sekecil apa pun dapat memicu lebih banyak tanah longsor.
Mereka juga memperingatkan bahwa cuaca dingin diperkirakan akan terjadi pada hari Minggu, yang dapat menyebabkan hujan salju hingga Senin, (8/1/2024) di daerah pegunungan di prefektur Ishikawa yang dilanda gempa.
Lebih dari 30.000 orang ditampung di tempat penampungan pemerintah.
Hingga Sabtu, (6/1/2024) sekira 23.200 rumah tangga di Ishikawa tidak mendapat aliran listrik dan lebih dari 66.400 rumah tangga kekurangan air bersih.
Gubernur Ishikawa Hiroshi Hase mengatakan dalam pertemuan manajemen bencana bahwa prefekturnya menghadapi “situasi yang sangat parah”.
Dia juga memperingatkan bahwa memulihkan air yang mengalir akan memakan waktu lama karena banyak pipa air yang retak.
Beberapa rumah sakit dan fasilitas perawatan lansia dan penyandang cacat juga kehilangan aliran listrik dan air.
Jepang adalah salah satu negara yang paling aktif secara seismik di dunia, dan aktivitas di sekitar Noto telah meningkat sejak akhir 2020. Lebih dari 500 gempa kecil dan menengah telah terjadi di sana selama tiga tahun terakhir.
(Rahman Asmardika)