Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Peristiwa 23 Januari: Kudeta APRA Pecah di Bandung hingga Ulang Tahun Megawati

Arief Setyadi , Jurnalis-Selasa, 23 Januari 2024 |04:06 WIB
Peristiwa 23 Januari: Kudeta APRA Pecah di Bandung hingga Ulang Tahun Megawati
Kudeta APRA di Bandung (Foto: Ist)
A
A
A

Nani memimpin rakyat menurunkan bendera Belanda dan mengibarkan bendera Merah Putih sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pidatonya menyatakan kemerdekaan Indonesia, dan peristiwa ini sekarang dikenal sebagai Hari Patriotik 23 Januari 1942.

2. Lahirnya Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri

Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau "Mbak Mega" lahir di Yogyakarta pada 23 Januari 1947. Megawati adalah presiden wanita pertama Indonesia dan puteri dari presiden Indonesia pertama, Soekarno.

Ia mengikuti jejak ayahnya dan menjadi Presiden ke-5 Indonesia dari 23 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004. Pelantikannya sebagai presiden terjadi setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa pada 2001 sebagai tanggapan terhadap langkah Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang membekukan lembaga MPR, DPR, dan Partai Golkar.

Sebelumnya, Megawati menjabat sebagai Wakil Presiden pada pemerintahan Gus Dur dari tahun 1999 hingga 2001. Selain menjadi Presiden wanita pertama di Indonesia, Megawati juga menjadi ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) setelah memisahkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1999.

3. Kudeta APRA Menduduki Kota Bandung

Pada November 1949, mantan Kapten KNIL, Raymond Westerling, mendirikan organisasi rahasia bernama Ratu Adil Persatuan Indonesia (RAPI) dengan tujuan menggulingkan pemerintahan Soekarno pada tahun 1950.

RAPI memiliki satuan bersenjata yang disebut Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), dengan mayoritas pengikutnya berasal dari mantan anggota KNIL.

Pada 23 Januari 1950, Westerling melancarkan kudeta dengan memasuki kota Bandung, Jawa Barat, dan melakukan pembunuhan terhadap seluruh orang yang mengenakan seragam TNI yang dijumpainya di jalan. Pembantaian tersebut menewaskan 94 anggota TNI, sementara di pihak APRA tidak ada korban.

Sementara Westerling memimpin penyerangan di Bandung, sejumlah anggota pasukan RST (pasukan khusus Belanda) dipimpin oleh Sersan Meijer menuju Jakarta dengan niat menangkap Presiden Soekarno dan menduduki gedung pemerintahan. Namun, dukungan dari pasukan KNIL lain dan Tentara Islam Indonesia (TII) berhasil menggagalkan serangan ke Jakarta. Akibat kudeta APRA, kota Bandung sempat diduduki oleh Tentara APRA untuk sementara waktu.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement