Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Begini Penjelasan Balai Besar TNGGP Terkait Belasan Peziarah yang Sempat Tersesat

Putra Ramadhani Astyawan , Jurnalis-Senin, 29 Januari 2024 |16:56 WIB
 Begini Penjelasan Balai Besar TNGGP Terkait Belasan Peziarah yang Sempat Tersesat
Orang yang tersesat di Gunung Gede (foto: dok ist)
A
A
A

BOGOR - Belasan peziarah yang sempat dilaporkan tersesat di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) masuk melalui jalur tidak resmi. Jalur tersebut memang kerap digunakan oleh warga lokal untuk pergi berziarah di kawasan tersebut.

"Mereka bukan pendaki, mereka peziarah. Lewatnya jalur jalur tradisional yang memang dari dulu," kata Kepala Balai Besar TNGGP, Sapto Aji Prabowo dikonfirmasi wartawan, Senin (29/1/2024).

Terdapat beberapa warga lokal yang memang memiliki kepercayaan tertentu di kawasan TNGGP. Sehingga, mereka sengaja naik untuk pergi berziarah.

"Jadi orang lokal yang memang kan beberapa masyarakat sekitar sini punya kepercayaan lokal, bahwa di Gunung Gede Pangrango ada tempat-tempat petilasan, tempat keramat gitu-gitu. Kemudian mereka memang dari beberapa desa di sekitar kawasan itu sering ya, bukan sering lah beberapa ini melakukan ziarah ke tempat itu, ada yang bertapa mungkin cari wangsit gitu lah istilahnya," jelasnya.

Pihaknya, lanjut Sapto, juga memang menyiapkan zona religi tersebut sebagai bentuk penghormatan kepercayaan warga lokal seperti di dekat Suryakencana, dan sekitar puncak Gunung Pangrango. Tetapi, pada dasarnya mereka harusnya tetap melapor kepada petugas ketika akan mendaki.

"Kami memang ada zona religi namanya, zona religi itu tempat-tempat yang secara kami menghormati secara kepercayaan lokal. Ada sekitar 2 hektar yang menjadi zona religi. Nah itu masyarakat lokal itu datang berziarah dan sebagainya. Tapi tentu mestinya mereka lapor ke petugas kita dulu sehingga bisa kita monitor. Nah yang kejadian di Bogor ini mereka (peziarah) gak lapor ke kita," ungkapnya.

Untuk kondisi saat ini, kondisi cuaca di kawasan tersebut sedang tidak baik. Sehingga, memang rawan apabila warga nekat naik untuk berziarah terlebih dengan persiapan logistik yang tidak memadai.

"Jadi memang cukup kurang bagus gitu (cuaca), nah termasuk peziarah-peziarah seperti ini ya tidak disarankan untuk melakukan ziarah di kondisi sekarang karena cuaca yang gak bagus, tapi mereka tanpa koordinasi tanpa petugas kemarin hari Sabtu naik gitu untuk ziarah dan ternyata kemudian ada yang bekalnya tidaknya mencukupi. Kalau dari keterangan awal yang disampaikan bekal mereka terbatas, sehingga ada yang kelelahan, kehabisan bekal ya Alhamdulillah masih selamat," terangnya.

"Sekarang kondisi di atas hujan terus. Bisa hipotermia, bisa macem-macem apalagi perbekalan peralatan terbatas kalau gak bawa jas ujan jaket sangat berbahaya," sambung Sapto.

Di sisi lain, untuk jalur pendakian TNGGP memang sedang ditutup mulai 30 Desember 2023-31 Maret 2024. Hal itu sesuai dengan Surat Edaran (SE) No : SE.23/BBTNGGP/Tek/B/12/2023 tertanggal 15 Desember 2023. Penutupan itu bertujuan untuk keselamatan pengunjung karema cuaca diprediksikan akan ekstrim serta pemulihan ekosistem.

"Kami akan sosialisasikan kepada masyarakat yang mempunyai kepercayaan itu kalau mau ziarah koordinasi dengan petugas agar bisa kami arahkan waktunya dan monitoring," tutupnya.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement