GAZA – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan pada Selasa (27/2/2024) bahwa dukungan warga Amerika Serikat (AS) terhadap Israel akan membantunya berjuang sampai meraih kemenangan total atas Hamas di Gaza.
Dalam sebuah pernyataan, Netanyahu mengutip jajak pendapat yang menunjukkan bahwa lebih dari 80% warga Amerika mendukung Israel selama konflik di Gaza.
Dalam pernyataannya pada Selasa (27/2/2024), Netanyahu mengatakan bahwa, sejak awal konflik, ia telah memimpin kampanye melawan tekanan internasional untuk mengakhiri perang lebih awal dan memobilisasi dukungan untuk Israel.
“Kami mencapai keberhasilan yang signifikan dalam bidang ini,” ujarnya, sembari mengutip jajak pendapat baru-baru ini yang menunjukkan bahwa 82% masyarakat Amerika mendukung Israel. “Ini memberi kami lebih banyak kekuatan untuk melanjutkan kampanye hingga meraih kemenangan penuh,” lanjutnya, dikutip BBC.
Komentarnya muncul setelah Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa Israel berisiko kehilangan dukungan global dalam perang tersebut.
Para pejabat AS mengatakan mereka sedang mengupayakan kemungkinan kesepakatan gencatan senjata.
Pada Senin (26/2/2024), Biden mengatakan AS berharap bisa mencapai gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza selambat-lambatnya pada Senin (4/3/2024) depan.
Presiden AS juga kemudian menyatakan bahwa Israel bisa kehilangan dukungan dari seluruh dunia jika mereka tetap mempertahankan pemerintahan yang sangat konservatif yang mereka miliki.
Jajak pendapat lain yang dilakukan oleh Associated Press dan Norc menemukan bahwa sekitar separuh orang dewasa di AS pada Januari percaya bahwa Israel telah bertindak terlalu jauh, naik dari 40% pada November 2023.
Para pejabat Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri pada Selasa (27/2/2024) mengkonfirmasi bahwa perundingan mengenai gencatan senjata sementara terus berlanjut. Namun menolak memberikan rincian mengenai substansi perundingan atau kemungkinan jadwalnya.
John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, mengatakan bahwa “kemajuan signifikan” telah dicapai menuju kesepakatan pekan lalu yang memungkinkan para sandera meninggalkan Gaza dan membiarkan bantuan kemanusiaan masuk.
“Kami sedang membangun kemajuan tersebut pada minggu ini dan Presiden serta timnya tetap terlibat sepanjang waktu dengan banyak mitra di kawasan ini,” terangnya.
"Tetapi seperti yang dikatakan presiden dalam 24 jam terakhir ini, belum ada kesepakatan yang dicapai. Dan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan,” lanjutnya.
Kirby mengatakan gencatan senjata tersebut mudah-mudahan akan memberikan jeda selama enam minggu, jauh lebih lama dibandingkan jeda sebelumnya dalam pertempuran.
“Mungkin hal ini bisa menghasilkan pendekatan yang lebih baik untuk mengakhiri konflik,” katanya.
Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller mengatakan bahwa para diplomat AS, yang bekerja sama dengan Qatar, Mesir dan Israel, mencoba untuk mendorong kesepakatan ini hingga mencapai garis akhir.
“Namun pada akhirnya, kita memerlukan Hamas untuk mengatakan ya,” ujarnya.
Seorang pejabat Hamas sebelumnya mengatakan kepada BBC News bahwa prioritas kelompoknya adalah mengakhiri permusuhan, dibandingkan pembebasan sandera.
(Susi Susanti)