Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Guru Besar Ilmu Pendidikan UNJ Ikut Turun Aksi Rawamangun Bergerak: Gerakan Kampus itu Otaknya Negara

Muhammad Farhan , Jurnalis-Rabu, 28 Februari 2024 |20:47 WIB
Guru Besar Ilmu Pendidikan UNJ Ikut Turun Aksi Rawamangun Bergerak: Gerakan Kampus itu Otaknya Negara
A
A
A

JAKARTA - Guru besar Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof. Hafidz Abbas, ikut turun dalam aksi mahasiswa dan sivitas akademika yang tergabung dalam aliansi Gerakan Mahasiswa Bersama Rakyat (Gemarak). Gerakan aksi berjudul Rawamangun bergerak itu, disampaikan oleh Hafidz sebagai gerakan kampus yang berperan menjadi otak dari Negara.

"Ini lah suasana kampus, kampus itu otaknya negara. Kampus itu harus bersuara yang benar, mereka harus menikmati kebebasan akademik dan kebebasan intelektual," ujar Hafidz di lokasi, Rabu (28/2/2024).

Hafidz mengatakan, kampus bersuara berdasarkan suara dari masyarakat ilmiah. Ia menekankan tugas dari insan sivitas akademika adalah bersuara ketika ada masalah di masyarakat.

"Jika ada krisis seperti harga beras naik, kami insan sivitas akademika harus bersuara. Masyarakat menangis, masyarakat terancam pula masa depannya di negeri ini, pertikaian politik masih berlangsung. Jadi kampus ini jangan dicurigai (ditunggangi kepentingan politik) karena ini bentuk pengabdian kepada rakyat," terang Hafidz.

Hafidz menegaskan, aksi ini juga bentuk panggilan kepada insan sivitas akademika dari kampus-kampus di seluruh Indonesia.

"Suara kampus adalah suara kebebasan ilmiah, semoga suara ini didengar oleh seluruh rakyat Indonesia dan mungkin akan diikuti oleh kampus-kampus lainnya," tutur Hafidz.

Ia mengatakan, suara warga kampus harus didengar karena independensi dari para kaum pelajar yang murni demi rakyat.

"Suara akademik daripada warga kampus harus didengar karena mereka jernih dan independen. Mereka ini tidak ada ambis apa-apa, mereka masih kuliah dan belajar karena haus akan ilmu, karenanya mereka harus didengar," tegas Hafidz.

"Semoga suara mereka dapat membawa angin perubahan bagi bangsa ini," lanjut Hafidz.

Lebih lanjut, dosen sosiologi UNJ, Ubaedillah Badrun mengungkapkan tuntutan kegelisahan rakyat yang dinilainya sudah keterlaluan. Salah satunya adalah kenaikan harga beras hingga 10 persen.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement