Pasangan ini khawatir akan semakin banyak dokter yang bergabung dalam aksi mogok tersebut. Mereka bahkan menegaskan akan dengan senang hati membayar lebih untuk perawatan mereka, jika hal tersebut dapat menyelesaikan perselisihan tersebut.
Namun tingkat dukungan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol telah meningkat sejak pemogokan dimulai, yang berarti pemerintah memiliki sedikit insentif untuk mulai merombak sistem dan membuat prosedur lebih mahal, menjelang pemilu pada April mendatang.
Kedua belah pihak kini terjebak dalam kebuntuan yang intens. Kementerian Kesehatan menolak menerima pengunduran diri para dokter tersebut dan malah mengancam akan menangkap mereka karena melanggar hukum medis jika mereka tidak kembali ke rumah sakit pada akhir hari tersebut. Wakil Menteri Kesehatan Park Min-soo mengatakan mereka yang melewatkan tenggat waktu juga akan ditangguhkan izinnya selama minimal tiga bulan.
Meskipun beberapa dari mereka yang keluar dari pemilu percaya bahwa pendekatan keras pemerintah dapat mengubah opini publik. Pada Minggu (25/2/2024), Asosiasi Medis Korea akan melakukan pemungutan suara mengenai apakah dokter senior harus bergabung dengan dokter peserta pelatihan. Jika sejumlah rekan junior mereka ditangkap, kemungkinan besar mereka akan mengambil tindakan.
(Susi Susanti)