SEOUL – Ryu Ok Hada, seorang dokter berusia 25 tahun, mengaku siap ditangkap dan kehilangan izin medisnya di Korea Selatan (Korsel). Tak hanya itu, jika pemerintah tidak mau berkompromi atau mendengarkan keluhan dia dan rekan-rekannya sesama dokter, dia akan meninggalkan profesinya.
Ryu dan rekan-rekannya sudah lebih dari seminggu tidak bekerja di rumah sakit. Dia menjadi salah satu dari sekitar 9.000 dokter yang melakukan unjuk rasa besar-besaran terkait rencana pemerintah untuk meningkatkan penerimaan sekolah kedokteran secara tajam.
“Sistem medis rusak dan jika hal seperti ini terus berlanjut maka tidak ada masa depan, maka akan runtuh,” katanya.
"Saya pernah bertani sebelumnya, jadi mungkin saya bisa kembali melakukannya,” ujarnya.
"Rasanya aneh tidak bangun jam 04.00," canda Ryu. Dokter junior tersebut mengatakan kepada BBC bahwa dia terbiasa bekerja lebih dari 100 jam seminggu, seringkali selama 40 jam tanpa tidur.
"Sungguh gila betapa kami bekerja keras dengan gaji sekecil itu,” lanjutnya.
Meskipun gaji dokter di Korea Selatan relatif tinggi, Ryu berpendapat bahwa mengingat jam kerja mereka, namun ia dan dokter junior lainnya bisa mendapatkan penghasilan di bawah upah minimum.
Dia mengatakan rencana pemerintah untuk menambah lebih banyak dokter tidak akan memperbaiki masalah struktural dalam sistem layanan kesehatan, yang menyebabkan mereka bekerja terlalu keras dan dibayar rendah.