Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pria Ini Sering Mengeluh Migrain, Ternyata Ada Larva Cacing Pita di Otaknya karena Suka Makan Daging yang Kurang Matang

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 15 Maret 2024 |08:57 WIB
Pria Ini Sering Mengeluh Migrain, Ternyata Ada Larva Cacing Pita di Otaknya karena Suka Makan Daging yang Kurang Matang
Pria ini sering mengeluh migran, ternyata ada larva cacing pita di otaknya karena makan daging kurang matang (Foto: Science Photo Library)
A
A
A

NEW YORK – Seorang pria di Amerika Serikat (AS) yang sering mengeluh migrain ditemukan memiliki larva cacing pita di otaknya. Hal ini kemungkinan besar terkait dengan makan daging yang kurang matang.

Pria berusia 52 tahun ini mengunjungi dokternya setelah migrain yang biasa ia derita semakin memburuk dan pil yang biasa diminumnya tidak berpengaruh banyak.

Pemindaian pun menemukan kista larva cacing pita di otaknya yang menyebabkan sistiserkosis.

Dokter menyebut kondisi tersebut disebabkan akibat mencuci tangan yang tidak benar. Para dokter juga yakin pria itu tertular cacing pita karena memakan daging babi yang kurang matang.

Sistiserkosis adalah jenis infeksi yang disebabkan oleh larva parasit Taenia solium (T.solium), juga dikenal sebagai cacing pita babi, yang dapat menyebabkan berkembangnya kista (cysticerci) di otak.

Seseorang yang mengidap cacing pita dapat menginfeksi dirinya sendiri dengan telur cacing pita, sebuah proses yang dikenal sebagai autoinfeksi yang dapat keluar dari tubuh sebagai limbah dan menginfeksi orang lain di rumah yang sama.

Makan daging babi setengah matang tidak bisa langsung menyebabkan sistiserkosis pada seseorang.

Mencatat kasus ini di American Journal of Case Reports, dokter menulis bahwa pihaknya hanya dapat berspekulasi sistiserkosis pada pria tersebut ditularkan melalui infeksi otomatis setelah mencuci tangan yang tidak benar.

Mengingat kegemarannya terhadap daging babi yang kurang matang, dokter menduga dia tertular cacing pita dari kebiasaan makannya.

Pasien merespons pengobatan anti-parasit dan anti-inflamasi dan kini telah pulih sepenuhnya.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, larva cacing pita masuk ke jaringan seperti otot dan otak, dan membentuk kista. Ketika kista ditemukan di otak, kondisi ini disebut neurocysticercosis.

“Orang terkena sistiserkosis ketika mereka menelan telur T.solium yang dikeluarkan melalui kotoran manusia yang menderita cacing pita,” kata CDC.

Telur cacing pita menyebar melalui makanan, air, atau permukaan yang terkontaminasi tinja.

“Manusia menelan telur ketika mereka memakan makanan yang terkontaminasi atau memasukkan jari yang terkontaminasi ke dalam mulutnya,” lanjutnya.

“Seseorang yang terkena cacing pita dapat menulari dirinya atau dirinya sendiri [autoinfeksi] dan anggota keluarga lainnya,” tambahnya.

Para ahli mengatakan makan daging babi yang kurang matang tidak dapat menyebabkan sistiserkosis. Kondisi ini juga tidak umum terjadi di AS, atau Inggris, di mana daging babi menjalani pengujian yang ketat.

Tingkat tertinggi penyakit ini ditemukan di beberapa bagian Amerika Latin, Asia dan Afrika, dan paling umum terjadi di daerah pedesaan di mana babi pembawa cacing pita babi dibiarkan berkeliaran dengan bebas, dan praktik kebersihan dan keamanan pangan buruk.

Orang-orang paling berisiko tertular penyakit ini karena cara mencuci tangan yang buruk atau karena mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.

"Sangat jarang pasien tertular neurocysticercosis di luar paparan klasik atau perjalanan, dan kasus seperti itu di Amerika dianggap tidak ada,” terang penulis laporan tersebut.

Mereka mengatakan kasus ini menyoroti risiko konsumsi daging babi setengah matang dan autoinfeksi berikutnya.

“Secara historis, sangat jarang ditemukan daging babi yang terinfeksi di Amerika Serikat, dan kasus kami mungkin berdampak pada kesehatan masyarakat,” laporan tersebut menyimpulkan.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement