JAKARTA - Pihak kepolisian masih menyelidiki kasus sekeluarga tewas melompat dari lantai 22 apartemen di wilayah Penjaringan, Jakarta Utara. Polisi saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan psikologi forensik untuk menentukan motif dari peristiwa tersebut.
Identitas keempat korban yakni dua laki-laki dan dua perempuan. Korban terdiri dari EA (51/laki-laki), IL (tidak diketahui umurnya/perempuan), JL (16/perempuan), dan JWA (13/laki-laki).
Berikut sejumlah faktanya:
1. Tunggu Labfor
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Hady Siagian mengatakan pihaknya masih menunggu hasil dari Laboratorium Forensik (Labfor).
BACA JUGA:
“Kita masih nunggu hasil Labfor dan psikologi forensik,” kata Kasat Reskrim, Senin (18/3/2024).
2. Jejak Digital
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Gidion Arif Setyawan handphone (HP) dari empat orang satu keluarga yang lompat dari rooftop Apartemen Teluk Intan Penjaringan hancur, sehingga pihaknya kesulitan menelusuri jejak digital.
"Handphone itu kondisi pecah rusak berat tidak bisa diekstrak. Hanya beberapa komunikasi dan dia menggunakan nomor yang berganti-ganti," ujar Gidion.
BACA JUGA:
3. Akun Dihapus
Polisi juga kesulitan melihat jejak digital dari keempat orang tersebut karena akun media sosial keempatnya sudah dihapus. "Sangat menyulitkan tidak ada jejak digital. Medsosnya sudah tidak ada," ungkap Gidion.
4. Sempat Sembahyang
AKBP Hady mengungkapkan salah satu pelaku lompat dari rooftop Apartemen Teluk Intan, AIL (52) sempat sembahyang di klenteng. Hady awalnya menjelaskan bagian atas kelenteng terbagi menjadi dua bagian dan ada seorang penjaga klenteng saat keempat orang sekeluarga itu tiba di rooftop.
"Dia (penjaga klenteng) tidak melihat sampai jelas, karena ada dua bagian, sebelah kiri klenteng sebelah kanan taman. Nah posisi korban loncat itu di daerah taman sana, bukan di klentengnya," jelas Hady.
Hady menyebutkan sebelum melakukan aksi nekatnya melompat, sang istri ternyata melakukan sembahyang atau berdoa di rooftop.
"Sebelum ke kanan (area taman) istrinya berdoa dulu sembayang. Nah terus bapak anaknya tunggu di kursi," ungkapnya.