November 1964, Mapala Fakultas Sastra VI terbentuk, dan Soe menjadi bagian di dalamnya. Dinihari 30 September 1965, Soe dan teman-teman Mapala-nya meninggalkan Jakarta menuju Jawa Tengah untuk hiking ke Merapi, ketika Gerakan 30 September terjadi.
Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia itu menghembuskan nafas terakhirnya di Gunung Semeru setelah keracunan gas gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut. Ia meninggal bersama rekannya Idhan Lubis.
Soe Hok Gie dalam catatan harian yang kemudian dibukukan memang bercita-cita menaklukkan puncak Semeru atau Mahameru. Ketika cita-citanya itu tercapai, ia justru meregang nyawa.
Gie sendiri banyak dikenang sebagai aktivis yang mengkritik lewat tulisan serta gerakan. Karya-karya tulisan Gie banyak yang dibukukan dan masih menjadi panduan bagi aktivis saat ini.
(Rina Anggraeni)