AGAM - Gunung Marapi di Sumatera Barat meletus dengan melontarkan lava pijar setinggi 200 meter, Rabu (27/3/2024) dini hari.
Letusan tercatat sebagai yang terbesar dalam empat bulan terakhir, dengan amplitudo mencapai 38.7 milimeter.
Warga sekitar kaki Gunung Marapi di Kabupaten Agam, pun berhamburan keluar rumah mendengar suara letusan keras disertai getaran yang cukup kuat.
Dari rekaman CCTV di Biaro, letusan Gunung Marapi diawali lontaran lava pijar setinggi 50 meter, lalu langsung disusul lontaran lava pijar kedua yang lebih besar yakni hingga 200 meter di atas kawah di puncak gunung.
Gunung Marapi berketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut, kemudian melontarkan abu vulkanik tebal setinggi 1.500 meter ke udara.
Letusan besar tengah malam mengejutkan warga di kawasan kaki Gunung Marapi. Erupsi terjadi usai sebagian warga melaksanakan Sholat Tarawih di Bulan Ramadhan.
Warga di kecamatan Sungai Pua yang berjarak sekira 5 kilometer dari Gunung Marapi, berhamburan keluar rumah setelah mendengar suara ledakan Gunung Marapi.
Para warga di Posko Siaga erupsi Marapi Loexar, di Jorong Lukok, Nagari Sariak, juga mengaku merasakan getaran yang cukup kuat. Kawasan Sungai Pua juga dilanda hujan abu vulkanik.
Sementara, hingga menjelang masuknya waktu sahur, aktivitas warga kembali normal.
"Gunung itu goyang, berapi, getaran kuat. Waktu teman ini berteriak, kami langsung keluar, semua melihat api yang begitu besar nggak lama kemudian asap membumbung ke atas sekitar 1,5 kilometer, kalau tinggi apinya ada kira-kira 200 meteran," ujar Antoni Koto, salah satu Warga Lukok Sariak, Kecamatan Sungai Pua.
Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi, pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi (PVMBG) di Kota Bukittinggi, mencatat, erupsi terjadi pukul 00.13 WIB dengan tinggi kolom abu mencapai 1.500 meter di atas puncak gunung.
Erupsi Gunung Marapi kali ini tercatat sebagai letusan dengan amplitudo terbesar dalam empat bulan terakhir. Yaitu, 38.7 milimeter, dibanding letusan sebelumnya berkisar 30 hingga 31 milimeter.
Sementara, seismograf di Pos Gunung Marapi merekam durasi gempa letusan terjadi selama 1 menit 45 detik. Saat ini Gunung Marapi berada pada status level tiga atau siaga.
Masyarakat di sekitar dan pendaki atau pengunjung, wisatawan, dilarang memasuki beraktivitas dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi kawah verbeek Gunung Marapi.
Warga diimbau menggunakan masker penutup hidung dan mulut, untuk menghindari gangguan saluran pernapasan atau Ispa, saat terjadi hujan abu vulkanik.
(Angkasa Yudhistira)