Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Warga Iran Deg-degan saat Israel Pertimbangkan Respons Terhadap Serangan Drone dan Rudal

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 16 April 2024 |09:08 WIB
Warga Iran <i>Deg-degan</i> saat Israel Pertimbangkan Respons Terhadap Serangan Drone dan Rudal
Warha Iran deg-degan saat Israel pertimbangkan respons terhadap serangan drone dan rudal (Foto: Reuters)
A
A
A

Namun pasar menunjukkan kenyataan ekonomi yang keras di balik penolakan tersebut.

Kegelisahan perang membuat permintaan mata uang keras melonjak. Rial sempat anjlok ke rekor terendah baru sekitar 705.000 terhadap dolar AS selama serangan pada Sabtu (13/4/2024) menurut Bonbast.com, yang mengumpulkan data langsung dari bursa Iran.

“Orang-orang membeli mata uang keras sejak Minggu. Ada peningkatan dalam bisnis saya karena ketakutan akan perang,” kata seorang pengusaha di Teheran.

Para penguasa Iran mungkin juga mempunyai sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

Media pemerintah melaporkan unit intelijen Korps Garda Revolusi Iran mengeluarkan pernyataan mengejutkan pada hari Minggu yang memperingatkan terhadap postingan pro-Israel oleh pengguna media sosial Iran.

Beberapa penentang kelompok ulama di Iran, baik di dalam maupun di luar Iran, bahkan telah menyuarakan dukungannya untuk Israel secara online.

“Banyak orang yang frustrasi karena kesulitan ekonomi dan pembatasan sosial. Serangan Israel dapat melampiaskan kemarahan mereka yang terpendam dan menghidupkan kembali protes, yang merupakan hal terakhir yang kita perlukan ketika diancam oleh musuh asing,” kata seorang mantan pejabat di kubu moderat Iran.

Kecemasan secara keseluruhan semakin meningkat ketika beberapa negara Barat mulai mengevakuasi keluarga diplomat mereka, mengingatkan orang-orang Iran yang lebih tua akan suasana yang panas ketika Irak menginvasi pada tahun 1980 atau selama kekacauan revolusi tahun 1979.

“Orang asing yang meninggalkan Iran adalah tanda bahwa kita akan diserang oleh Israel. Kita akan semakin terisolasi, kita akan semakin sengsara,” kata insinyur Mohammad Reza di Teheran, yang seperti orang lain tidak mau menyebutkan nama lengkapnya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement