Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Warga Iran Deg-degan saat Israel Pertimbangkan Respons Terhadap Serangan Drone dan Rudal

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 16 April 2024 |09:08 WIB
Warga Iran <i>Deg-degan</i> saat Israel Pertimbangkan Respons Terhadap Serangan Drone dan Rudal
Warha Iran deg-degan saat Israel pertimbangkan respons terhadap serangan drone dan rudal (Foto: Reuters)
A
A
A

IRAN – Prospek pembalasan Israel terhadap Iran atas serangan pesawat tak berawak dan rudalnya pada akhir pekan telah mengkhawatirkan banyak warga Iran yang sudah menghadapi kesulitan ekonomi dan kontrol sosial dan politik yang lebih ketat setelah protes pada 2022 – 2023.

Para pemimpin politik dan militer Iran telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka akan menanggapi setiap pembalasan Israel dengan meningkatkan serangan, yang berpotensi memicu lebih banyak serangan.

Seorang guru bernama Hesam, 45 tahun, dari kota Amol di utara mengatakan hal hanya akan menjadi berita buruk bagi masyarakat awam.

"Tekanan ekonomi akan meningkat, keselamatan kita akan terancam. Kita harus menghindari konflik dengan cara apa pun. Saya tidak ingin perang. Bagaimana saya bisa melindungi kedua anak saya? Tidak ada tempat yang aman,” terangnya, dikutip Reuters.

Ibu rumah tangga Parvaneh khawatir serangan Israel bisa menjadi pukulan terakhir bagi perekonomian, yang dilemahkan oleh sanksi bertahun-tahun, salah urus, dan korupsi.

“Suami saya adalah seorang pekerja pabrik. Kami bahkan tidak punya cukup uang untuk membeli bahan pokok apalagi menimbunnya,” kata ibu berusia 37 tahun dari dua anak di pusat kota Yazd.

Masyarakat Iran yang berpendapatan menengah dan rendah menanggung sebagian besar beban kesengsaraan ekonomi yang ada, dengan inflasi lebih dari 50%, kenaikan harga utilitas, pangan dan perumahan, serta nilai mata uang riil yang anjlok tajam.

Sementara itu, aAda rasa bangga bercampur ketakutan atas pembalasan Iran terhadap apa yang disebut Teheran sebagai serangan Israel terhadap konsulatnya di Damaskus pada tanggal 1 April.

"Saya sangat bangga dengan serangan terhadap Israel. Mereka yang memulainya. Kami harus membalas. Israel tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka tahu Iran sangat kuat," terang Hossein Sabahi, 30, seorang pegawai pemerintah di kota Tabriz, mengatakan kepada Reuters.

Tak lama setelah serangan itu, TV pemerintah menayangkan demonstrasi kecil di beberapa kota untuk mendukung serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Teheran, dengan orang-orang meneriakkan "Matilah Israel" dan "Matilah Amerika".

Namun pasar menunjukkan kenyataan ekonomi yang keras di balik penolakan tersebut.

Kegelisahan perang membuat permintaan mata uang keras melonjak. Rial sempat anjlok ke rekor terendah baru sekitar 705.000 terhadap dolar AS selama serangan pada Sabtu (13/4/2024) menurut Bonbast.com, yang mengumpulkan data langsung dari bursa Iran.

“Orang-orang membeli mata uang keras sejak Minggu. Ada peningkatan dalam bisnis saya karena ketakutan akan perang,” kata seorang pengusaha di Teheran.

Para penguasa Iran mungkin juga mempunyai sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

Media pemerintah melaporkan unit intelijen Korps Garda Revolusi Iran mengeluarkan pernyataan mengejutkan pada hari Minggu yang memperingatkan terhadap postingan pro-Israel oleh pengguna media sosial Iran.

Beberapa penentang kelompok ulama di Iran, baik di dalam maupun di luar Iran, bahkan telah menyuarakan dukungannya untuk Israel secara online.

“Banyak orang yang frustrasi karena kesulitan ekonomi dan pembatasan sosial. Serangan Israel dapat melampiaskan kemarahan mereka yang terpendam dan menghidupkan kembali protes, yang merupakan hal terakhir yang kita perlukan ketika diancam oleh musuh asing,” kata seorang mantan pejabat di kubu moderat Iran.

Kecemasan secara keseluruhan semakin meningkat ketika beberapa negara Barat mulai mengevakuasi keluarga diplomat mereka, mengingatkan orang-orang Iran yang lebih tua akan suasana yang panas ketika Irak menginvasi pada tahun 1980 atau selama kekacauan revolusi tahun 1979.

“Orang asing yang meninggalkan Iran adalah tanda bahwa kita akan diserang oleh Israel. Kita akan semakin terisolasi, kita akan semakin sengsara,” kata insinyur Mohammad Reza di Teheran, yang seperti orang lain tidak mau menyebutkan nama lengkapnya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement