JAKARTA - Prajurit Kostrad memilikin sejumlah kisah heroik dalam perjalanan korps dari matra darat itu. Salah satunya soal prajurit Kostrad bentak bos besar ketua PKI hingga nyali orang kiri itu ciut.
Peristiwa itu terjadi pada tahun 1960-an yang mana Partai Komunis Indonesia (PKI) dipimpin oleh DN Aidit.
Pada 22 November 1965, sekelompok tentara menyatroni rumah Kasim, seorang kader PKI yang dipakai DN Aidit untuk bersembunyi.
Saat itu, gerakan PKI memang akan dibubarkan saat Soeharto menjadi Jenderal Beberapa pasukan tentara itu di pimpin oleh Kolonel Jasir Hadibroto yang memang ditugaskan Pangkostrad Mayjen Soeharto dikirim ke Jawa Tengah untuk membantu pasukan RPKAD yang dipimpin Sarwo Edhie Wibowo membersihkan dan mengejar para pentolan PKI.
Sebagian tentara lalu ditugaskan untuk tetap menjaga rumah. Sebagian lainnya membawa Kasim si pemilik rumah ke markas untuk diinterogasi. Di markas tentara, baru Kasim buka mulut, menunjukkan di mana Aidit sembunyi.
Tak mau buruannya lepas, para tentara segera balik lagi ke rumah Kasim. Dengan todongan senjata, Kasim menggeser sebuah lemari yang ada dalam satu ruangan. Setelah digeser, di balik lemari itu satu pintu rahasia. Pimpinan tentara saat itu, Letnan Ming Priyatno yakin Aidit sembunyi di balik pintu itu. Ia pun menodongkan senjata sambil berteriak, meminta Aidit keluar dari persembunyiannya.
Digertak Aidit seperti itu Letnan Ming Prayitno sempat ciut. Ia menjawab pelan, dirinya hanya menjalankan tugas untuk menangkap. Setelah Ketua PKI dibawa ke markas Brigif V di Loji Gandrung untuk dihadapkan pada Kolonel Jasir Hadibroto.
Seperti diketahui, Kostrad berkedudukan sebagai kotama dan dalam segi pembinaan Kostrad berkedudukan langsung dibawah Kasad. Sedangkan dalam segi operasional Kostrad berkedudukan langsung dibawah Panglima TNI.
Pengabdian prajurit Kostrad dari masa ke masa terlibat dalam penugasan luar negeri sebagai pasukan penjaga perdamaian di bawah kendali Dewan Keamanan PBB. Sedangkan di wilayah NKRI Kostrad terlibat dalam Operasi pemulihan keamanan, Pengamanan Perbatasan, Penanggulangan Bencana Alam, Pengamanan Obyek Vital dan Operasi pembebasan sandera.
(Fakhrizal Fakhri )