Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah LB Moerdani Berhasil Gagalkan Penculikan Jenderal AH Nasution di Bawah Todongan Senjata

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis-Jum'at, 19 April 2024 |07:00 WIB
Kisah LB Moerdani Berhasil Gagalkan Penculikan Jenderal AH Nasution di Bawah Todongan Senjata
LB Moerdani (Foto: istimewa/Okezone)
A
A
A

Termasuk Kolonel Sukanda Bratamanggala dan Kolonel Sapari. Meski gagal, Djaelani tetap pada rencana awal dan meneruskan upaya penculikan tersebut.

Bahkan, Zulkifli Lubis yang datang langsung ke Batujajar mendorong Djaelani dan RPKAD untuk menajamkan rencananya tersebut. Di hadapan para perwiranya, Djaelani memberikan waktu 2x24 jam untuk berpikir ikut atau tidak dalam gerakan ini. Djaelani juga menginstruksikan kepada jajarannya untuk berkumpul di kantor komandan.

Pagi hari, tepatnya 26 November 1956 sekitar pukul 06.00 WIB rentetan tembakan memecah kesunyian Kompleks Asrama RPKAD di Batujajar, Bandung. Pasukan Kompi B yang tidak setuju dengan gerakan penculikan mengamuk. Mereka terlibat baku tembak dengan perwira Kompi A.

Tidak berhenti sampai di situ, pasukan yang marah kemudian mencari keberadaan Djaelani, komandannya yang ketika itu berada di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SSKAD).

Di sisi lain, Benny yang tidak mengetahui persoalan tersebut terkejut ketika langkahnya dihentikan saat hendak masuk ke markasnya.

“Mau kemana?” gertak Sersan Agus Hernoto sambil menodongkan senapannya ke wajah Letnan Dua (Letda) Benny Moerdani.

“Lho, ke kantor,” jawab Benny.

“Lha kalian mau kemana?” tanya Benny kepada Agus Hernoto.

”Ke Pak Djaelani, dia mengkhianati kita semua,” jawab Agus Hernoto.

Benny kemudian mengikuti dari belakang rombongan Agus. Saat itu, mantan Panglima ABRI ini menyaksikan sejumlah perwira sudah ditahan dalam sebuah ruangan. Benny satu-satunya perwira yang tidak diringkus karena semua orang tahu dia selama sebulan sakit.

Benny kembali bertanya kepada para pasukan yang ada “Ada apa ini?” tanya Benny “Pak, komandan mengkhianati kita. Para perwira ini mengkhianati kita, kita bunuh saja mereka,” jawab para bintara serentak.

Mereka terlihat tidak sabar menunggu perintah untuk menarik picu senjatanya. Namun, Benny dengan sigap melarangnya.

”Taruh-taruh itu semua senjatanya. Serahkan semua kepada saya,” kata Benny.

Benny bersama Agus Hernoto dan beberapa prajurit Kopassus lainnya menuju SSKAD.

Selanjut Benny menjelaskan peristiwa yang terjadi di Batujajar kepada Djaelani. Mendapat penjelasan tersebut, Djaelani akhirnya menyerah dan memberikan pistolnya kepada Benny Moerdani.

Peristiwa ini justru memperkuat hubungan persahabatan antara Benny Moerdani dan Agus Hernoto. Setelah peristiwa tersebut, Benny dan Agus Hernoto semakin dekat.

Ketika Agus Hernoto dikeluarkan dari RPKAD dan diundang oleh Benny untuk bergabung di Opsus yang dikelola oleh Wakil Asisten Intelijen Kostrad, Mayjen TNI Ali Moertopo, mereka menjalin persahabatan seumur hidup.

(Fakhrizal Fakhri )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement