WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) pada Rabu (1/5/2024) menuduh Rusia melanggar larangan senjata kimia internasional dengan menggunakan zat 'pencekik' kloropikrin terhadap pasukan Ukraina dan menggunakan zat pengendali kerusuhan sebagai metode peperangan di Ukraina.
“Penggunaan bahan kimia semacam itu bukanlah sebuah insiden yang terisolasi dan mungkin didorong oleh keinginan pasukan Rusia untuk mengusir pasukan Ukraina dari posisi yang dibentengi dan mencapai keuntungan taktis di medan perang,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters.
Kloropikrin terdaftar sebagai bahan pencekik terlarang oleh Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) yang berbasis di Den Haag, yang dibentuk untuk menerapkan dan memantau kepatuhan terhadap Konvensi Senjata Kimia (CWC) 1993.
Pasukan Jerman menembakkan gas terhadap pasukan Sekutu selama Perang Dunia I yang merupakan salah satu penggunaan senjata kimia pertama.
Awal bulan ini, Reuters melaporkan militer Ukraina mengatakan Rusia telah meningkatkan penggunaan agen pengendali kerusuhan secara ilegal seiring dengan kemajuan terbesar mereka di Ukraina timur dalam lebih dari dua tahun.
Selain kloropikrin, pasukan Rusia juga menggunakan granat yang berisi gas CS dan CN.
Meskipun warga sipil biasanya dapat melarikan diri dari gas pengendali kerusuhan selama protes, namun tentara yang terjebak di parit tanpa masker gas harus melarikan diri di bawah tembakan musuh atau berisiko mati lemas.
Departemen Luar Negeri mengumumkan bahwa mereka menyampaikan kepada Kongres tekad bahwa penggunaan kloropikrin oleh Rusia terhadap pasukan Ukraina melanggar CWC.
“Penggunaan gas oleh Moskow berasal dari pedoman yang sama dengan operasinya untuk meracuni mendiang pemimpin oposisi Alexi Navalny pada tahun 2020 dan Sergei Skripal dan putrinya Yulia pada tahun 2018 dengan agen saraf Novichok,” kata pernyataan itu.
Rusia membantah terlibat dalam kedua kasus tersebut.
Departemen tersebut juga menyatakan bahwa Rusia telah melanggar larangan CWC mengenai penggunaan agen pengendali kerusuhan sebagai metode peperangan.
Dilaporkan bahwa pihaknya memberikan sanksi kepada tiga entitas negara Rusia yang terkait dengan program senjata kimia dan biologi Moskow, termasuk unit militer khusus yang memfasilitasi penggunaan kloropikrin terhadap pasukan Ukraina.
Empat perusahaan Rusia yang mendukung ketiga entitas tersebut juga terkena sanksi.
Secara terpisah, Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi terhadap tiga entitas dan dua individu yang terlibat dalam pembelian barang-barang untuk lembaga militer Rusia yang terlibat dalam program senjata kimia dan biologi negara tersebut.
Sanksi tersebut merupakan salah satu tindakan baru yang diumumkan oleh Amerika Serikat pada hari Rabu yang menargetkan Rusia atas invasi skala penuhnya ke Ukraina pada tahun 2022.
CWC melarang produksi dan penggunaan senjata kimia. Perjanjian ini juga mewajibkan 193 negara yang telah meratifikasi konvensi tersebut, termasuk Rusia dan Amerika Serikat, untuk memusnahkan persediaan bahan kimia terlarang.
Departemen Luar Negeri diharapkan menyampaikan tekadnya bahwa Rusia telah melanggar CWC kepada OPCW.
Rusia dan Ukraina saling menuduh melanggar perjanjian dalam pertemuan OPCW. Namun organisasi tersebut mengatakan mereka belum diminta secara resmi untuk membuka penyelidikan terhadap penggunaan zat terlarang di Ukraina.
(Susi Susanti)