Barang-barang orang berserakan, kopi dan air berceceran di langit-langit.
“Awak kabin tabah dan melakukan segala yang mereka bisa,” kata Davies, seraya menambahkan bahwa penumpang dengan pelatihan medis membantu dengan kemampuan terbaik mereka.
“Siapa pun yang terluka, tidak memakai sabuk pengaman,” ujarnya.
Analis penerbangan mengatakan kepada CNA bahwa SQ321 kemungkinan mengalami turbulensi udara jernih (CAT), yang tidak terlihat pada radar cuaca jet.
“Biasanya, untuk turbulensi yang disebabkan oleh pergerakan awan, pilot akan diperingatkan melalui radar sehingga mereka dapat menghindarinya atau memberi tahu awak dan penumpang untuk mengenakan sabuk pengaman,” kata analis penerbangan independen Alvin Lie.
“Jadi, melihat jumlah korban luka, saya yakin SQ321 bertabrakan dengan CAT, di mana sebuah pesawat bisa terombang-ambing dengan keras,” lanjutnya.
Ia menambahkan, berdasarkan waktu kejadian, turbulensi terjadi pada sore hari.
"Saya perkirakan banyak penumpang yang mengantri untuk ke toilet. Di sinilah bisa terjadi cedera," ujarnya.
(Susi Susanti)