IRAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memimpin doa di Teheran pada Rabu (22/5/2024) di pemakaman Presiden Ebrahim Raisi ketika para ulama bergegas mengatur pemilihan penggantinya, yang selanjutnya dapat mengikis legitimasinya di tengah meningkatnya ketidakpuasan masyarakat.
TV pemerintah menunjukkan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei memimpin doa ketika puluhan ribu pelayat memadati jalan-jalan saat pemakaman di Teheran. Raisi akan dimakamkan di kota kelahirannya di Masyhad pada hari Kamis.
Peti matinya, serta peti mati Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian dan pejabat lainnya yang tewas dalam kecelakaan pada Minggu (19/5/2024) di dekat perbatasan Azerbaijan, diserahkan ke kepala para pelayat yang menangis.
Seorang warga di Teheran mengatakan banyak orang telah menerima pesan teks di telepon mereka, menyerukan orang-orang untuk menghadiri pemakaman martir yang bertugas.
Iran mengumumkan lima hari berkabung untuk Raisi, yang memberlakukan kebijakan garis keras dari mentornya, Khamenei, yang bertujuan untuk memperkuat kekuasaan ulama, menindak lawan-lawannya, dan mengambil sikap keras terhadap isu-isu kebijakan luar negeri seperti perundingan nuklir dengan Washington untuk menghidupkan kembali pakta nuklir Iran tahun 2015.
Media pemerintah mengatakan lebih dari 40 pejabat asing termasuk pejabat dari Irak, Pakistan, Qatar, Turki, Mesir, Tunisia, Kuwait, Rusia, Tiongkok, Armenia dan Azerbaijan akan mengambil bagian dalam upacara peringatan di Teheran pada Rabu (22/5/2024) sore.
Menurut laporan TV Al-Arabiya yang didanai Saudi, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan bin Abdullah juga akan hadir. Kunjungannya yang kedua ke Teheran sejak kedua negara sepakat pada tahun 2023 untuk membangun kembali hubungan setelah bertahun-tahun bermusuhan.
Pemimpin Hamas yang didukung Iran Ismail Haniyeh dan wakil ketua kelompok militan Lebanon Hizbullah Naim Qassem menghadiri pemakaman di Teheran.
“Saya di sini atas nama rakyat Palestina, atas nama faksi perlawanan di Gaza untuk menyampaikan belasungkawa kami,” kata Haniyeh kepada massa yang meneriakkan “Matilah Israel”.
(Susi Susanti)